Trust+ adalah arsitektur jaringan terkonvergen yang berfungsi sebagai penyaring situs-situs yang dapat diakses. Oleh Kominfo, Trust+ digunakan untuk menghalau situs yang masuk kategori negatif (seperti situs yang mengandung pornografi, SARA, teroris, dan lainnya) agar tak dapat diakses netter di Indonesia.
'Mesin' Trust+ sendiri diklaim dioperasikan oleh Kominfo, dan database di dalamnya selalu diperbarui sesuai dengan laporan para pengguna internet. Jadi Anda pun bisa mengusulkan mana situs yang layak untuk diblok ke aduankonten@mail.kominfo.go.id.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aturannya tidak jelas, mana yang boleh diblokir mana tidak. Bagaimana proses untuk pemblokirannya juga tidak transparan," kata Sammy saat dihubungi detikINET, Senin (12/5/2014).
Namun ternyata bukan hanya aturannya saja yang tidak jelas, soal siapa tim dari Kominfo yang bertanggung jawab untuk mengolah Trust+ juga dinilai masih simpang siur. Ini menjadi salah satu tanda tanya besar bagi para penyelenggara layanan internet.
Vimeo seakan-akan menjadi salah satu korban dari ketidakjelasan aturan tersebut. Situs berbagi video itu tidak bisa diakses melalui jaringan Telkom, sebab Kominfo menganggapnya sebagai salah satu situs dengan muatan pornografi.
"Laporan dari tim Trust+ bahwa Vimeo secara eksplisit berisi konten pornografi. Tim Trust+ memberikan instruksi untuk blokir Vimeo," kata akun @tifsembiring di Twitter.
Hanya saja, penjelasan singkat menkominfo tak lantas bisa diterima begitu saja. Tak sedikit pula yang mengkritisinya lebih lanjut.
"Bukannya saya suka dgn blokir2an. Tp jika vimeo diblok krn konten dewasa, mengapa youtube yg jelas jg ada, tidak diblokir jg?" sergah praktisi Internet Sehat dari ICT Watch Donny B.U., membalas kicauan @tifsembiring.
Selain itu, Donny juga mempertanyakan soal tim Trust+ yang memberikan instruksi pemblokiran konten negatif di internet Indonesia.
"Yg punya kuasa tentukan konten negatif di Indonesia adalah tim Trust+ Kominfo. Siapa tim ini? Sejauh apa mandatnya? Bgmn akuntabilitasnya?" Donny menandaskan.
DetikINET sendiri coba menghubungi beberapa pihak terkait di Kominfo yang bertanggung jawab atas Trust+. Tapi hasilnya seperti pingpong ke sana ke mari tanpa mendapat jawaban pasti.
(eno/ash)