"TDD LTE sekitar September-November 2014 dan FDD LTE sekitar Juni-Juli 2015," demikian disampaikan Menkominfo Tifatul Sembiring dalam jumpa pers akhir tahun di Kantor Kementerian Kominfo, Jumat (27/12/2013).
Menurutnya, roll out LTE ini akan sangat tergantung dari proses penataan ulang spektrum GSM di 1.800 MHz dan CDMA di 850 MHz untuk versi FDD. Selain itu, migrasi PCS-1900 MHz yang saat ini ditempati Smart Telecom dan penataan di 2.300 MHz juga berpengaruh untuk alokasi LTE versi TDD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di 850 MHz, Kominfo melihat perkembangannya kurang sehat pada industri CDMA mengingat sempitnya lebar pita yang dimiliki oleh keempat operator yang bercokol di pita itu.
Menurut Tifatul, dengan bersatunya teknologi 4G dengan standar 3GPP (LTE) menjadi salah satu alasan untuk mencari solusi di spektrum 850 MHz. Menkominfo juga telah menginstruksikan kepada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk mendalami dan mencari solusinya.
"Beberapa masukan yang kami dapat dari BRTI antara lain mengganti teknologinya menjadi teknologi netral. Nanti bisa untuk LTE, kerjasama operasi, bahkan akuisisi dan merger. Ini yang menjadi bahan pertimbangan," kata Tifatul.
Sementara di PCS-1900, lanjut menteri, masih bermasalah karena interferensi yang menyebabkan kurang bersihnya beberapa blok frekuensi di pita 2.100 MHz untuk 3G. Menurutnya, migrasi Smart ke pita lain bisa menjadi solusi. "Smart sudah setuju untuk pindah," katanya.
Kemungkinannya, Smart nantinya akan dipindah ke pita 2.300 MHz. Apalagi pada rentang 2360-2390 MHz sudah diberlakukan teknologi netral. Menurut Tifatul, frekuensi ini paling siap untuk implementasi LTE versi TDD. "BRTI juga sedang melakukan kajian untuk frekuensi lainnya pada pita ini di rentang 2300-2360 MHz," kata menteri.
Wakil Ketua BRTI yang juga Dirjen SDPPI Kominfo Muhammad Budi Setiawan menambahkan, pihaknya masih melakukan kajian menyeluruh terhadap seluruh spektrum frekuensi yang dipaparkan oleh Menkominfo tadi.
"Kami masih mencari opsi yang terbaik. Misalnya saja di 2300 MHz, jika Smart dipindah ke situ, dia kan seluler. Sementara yang existing di pita itu kan cuma BWA (broadband wireless access) saja, tidak punya penomoran. Ini yang kita kaji," ujarnya.
Ia juga mengatakan, dengan adanya teknologi netral, semua rentang frekuensi sejatinya bisa digunakan untuk layanan apa saja. "Nanti sudah tidak ada lagi FWA, CDMA, atau Wimax. Yang ada nanti cukup seluler dan BWA saja. BWA ini penting supaya internet lebih cepat, murah, dan merata ke seluruh Indonesia," pungkas Budi.
(rou/tyo)











































