Selain Jones, petinggi lain yang memastikan akan hengkang adalah Brian McClendon, Vice President of Maps and Business Platform Uber. Ia akan lengser pada akhir bulan ini.
Sebelumnya, juga ada dua petinggi lain yang memutuskan pergi dari Uber. Yaitu Raffi Krikoerian yang mempimpin divisi mobil otomatis. Serta Gary Marcus, salah satu direktur di divisi kecerdasan buatan Uber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apapun itu, hengkangnya sejumlah eksekutif memperburuk situasi yang belakangan menimpa salah satu startup termahal di dunia itu. Januari lalu, lebih dari 200 ribu pelanggan Uber ramai-ramai menghapus aplikasi tersebut dari ponsel, karena menganggap Uber mencari keuntungan dan pro kebijakan kontroversial Donald Trump.
Menyusul kemudian, Uber disorot terkait kasus pelecehan seksual yang mencemari budaya kerja perusahaannya. Energi Uber dikerahkan untuk penyelidikan dan penyelesaian kasus ini. Uber juga harus menghadapi tuntutan Google atas tudingan pencurian teknologi mobil otonom.
CEO Travis Kalanick tentu menjadi sosok yang disorot untuk menghadapi guncangan ini. Terutama hilangnya sosok Jones dinilai berat karena banyak orang menganggap dia adalah suksesor yang cocok untuk Kalanick.
"Kami ingin berterimakasih kepada Jeff atas kontribusinya selama enam bulan di Uber, dan berharap yang terbaik untuknya," Uber mengonfirmasi pengunduran diri Jeff seperti dikutip detikINET dari Business Insider. (fyk/rns)