Adopsi Internet Protocol version 6 (IPv6) di Indonesia masih tergolong rendah, sementara jaringan nasional masih banyak bergantung pada protokol lawas IPv4. Kondisi ini menjadi alarm keras di tengah melonjaknya kebutuhan konektivitas yang stabil, aman, dan sanggup menopang miliaran perangkat cerdas di era transformasi digital.
Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) mengatakan bahwa adopsi IPv6 Indonesia saat ini baru berada pada kisaran 15%-16%, angka yang dinilainya masih jauh tertinggal dari negara-negara lain yang sudah menyiapkan transisi IPv6 untuk menghadapi perkembangan cloud-native, AI, dan peningkatan masif perangkat Internet of Things (IoT).
Sementara itu, dunia bergerak menuju 2030 sebagai tenggat di mana IPv6 akan menjadi protokol utama, sehingga Indonesia tidak boleh mengulur waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum ASIOTI Teguh Prasetya menekankan bahwa percepatan IPv6 Enhanced akan menjadi penentu apakah Indonesia dapat membangun infrastruktur digital yang tangguh dan mampu menghadapi lonjakan trafik serta kebutuhan konektivitas masa depan.
"Kolaborasi erat antara pemerintah, asosiasi industri, dan penyedia teknologi adalah kunci membangun infrastruktur yang tangguh dan siap mendukung ledakan ekonomi digital berbasis IPv6 Enhanced Net5.5G," ujar Tegus dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).
Staf Ahli Komdigi, Raden Wijaya Kusumawardhana, menjelaskan bahwa meski adopsi IPv6 Indonesia meningkat dari 6% pada 2022 menjadi 16% pada 2024, angkanya masih jauh dari ideal. Pemerintah menargetkan adopsi 31% pada 2030, namun tantangannya cukup besar mengingat penetrasi 5G yang masih rendah, keterbatasan perangkat, dan alokasi spektrum yang belum optimal.
"Pemerintah menargetkan 31% adopsi pada 2030, namun masih menghadapi tantangan seperti rendahnya penetrasi 5G yang baru 4,4% populasi mengakses 5G/Net5.5G, serta kurangnya infrastruktur pemancar, keterbatasan perangkat, dan masalah alokasi spektrum," jelas Raden.
Senada dengan ASIOTI, Raden mengatakan IPv6 akan menjadi kunci dalam memperkuat keamanan siber nasional dan mendorong lahirnya aplikasi digital yang lebih maju.
Minimnya adopsi IPv6 ini memiliki dampak besar bagi daya saing digital Indonesia. IPv4 yang digunakan selama puluhan tahun kini tidak lagi mencukupi karena keterbatasan ruang alamat.
Sementara itu, IPv6 menawarkan kapasitas alamat yang sangat besar, keamanan yang lebih kuat melalui IPsec bawaan, efisiensi routing, serta kemampuan mengurangi ketergantungan pada teknologi CGNAT yang selama ini menjadi hambatan bagi performa jaringan.
Dengan IPv6, operator dapat mengelola jaringan secara lebih stabil dan otomatis, terutama menghadapi aplikasi real-time, beban trafik besar, serta layanan baru seperti kota pintar dan kendaraan otonom.
Di sisi industri, Telkomsel, XLSmart, dan Huawei juga menyatakan komitmennya mempercepat implementasi IPv6 lewat peluncuran whitepaper bersama "NET5.5G AI WAN: Jaringan Transportasi IP".
Adopsi Internet Protocol version 6 (IPv6) di Indonesia masih tergolong rendah, sementara jaringan nasional masih banyak bergantung pada protokol lawas IPv4. Foto: ASIOTI |
Peta Jalan Nasional IPv6
Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Peta Jalan Nasional IPv6 Enhanced dan Net5.5G dalam konferensi "IPv6 Enhanced Net5.5G Conference 2025" di Jakarta.
Konferensi yang digelar ASIOTI bersama Komdigi, Bappenas, Mastel, APJII, dan berbagai perguruan tinggi tersebut menghasilkan peluncuran whitepaper nasional bertajuk "Building Indonesia's Connection Highway Based on IPv6 and Net5.5G" sebagai cetak biru modernisasi jaringan nasional hingga 2030.
Pemerintah dan pelaku industri berharap peta jalan IPv6 Enhanced ini dapat mendorong Indonesia bergerak lebih cepat menuju ekosistem digital yang tangguh, aman, dan kompetitif.
Dengan meningkatnya adopsi IPv6, Indonesia diharapkan mampu membangun kota berbasis Gigabit, memperkuat kedaulatan data, mendukung mobilitas otonom, dan memfasilitasi pembangunan layanan publik digital berkecepatan tinggi sebagai bagian dari visi besar Indonesia menuju 2045.
(agt/agt)












































