Telkom Indonesia menyabet penghargaan terkait Inovasi Infrastruktur Telekomunikasi Berbasis Energi Terbarukan, dalam acara Anugerah Ekonomi Hijau by detikcom. Mereka menyatakan siap membantu pemerintah mewujudkan misi mencapai Net Zero Emission pada 2060.
"Untuk ke sana memang kami punya target jangka pendek di 2030 untuk menurunkan emisi 20% dari 2023. Dan tentunya ini merupakan langkah yang perlu kolaborasi baik dari internal Telkom Group gitu ya, tapi juga kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan yang lain," kata VP Sustainability Telkom Indonesia, Gunawan Wasisto Ciptaning Andri usai menerima penghargaan dalam acara Anugerah Ekonomi Hijau 2025 di Menara Bank Mega, Kamis (14/8/2025).
Lebih lanjut, Gunawan menyebutkan kolaborasi terutama dengan perusahaan-perusahaan yang berkontribusi besar terhadap penghasil emisi. Menurutnya, untuk bisa mewujudkannya, tidak bisa jalan sendiri-sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pencapaian energi 2060 itu merupakan sebuah langkah yang kolaborasi bersama," tambahnya.
Dalam hal ini, upaya yang sudah dilakukan Telkom Indonesia ialah mengimplementasikan pemanfaatan energi terbarukan dalam operasional infrastruktur telekomunikasinya dengan menggunakan teknologi panel surya, untuk mengoperasikan 274 unit Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, karena mereka juga memiliki satu unit BTS di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat yang memanfaatkan energi microhydro. Sebanyak 274 unit Base Transceiver Station yang menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tersebut membentang dari Sabang hingga Merauke, itu artinya menjangkau daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia.
Selain itu, melalui unit usahanya, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel yang mengoperasikan BTS Telkom, juga melakukan elektrifikasi BTS di wilayah pedesaan.
Mitratel telah mengganti genset berbahan bakar fosil dengan panel surya pada 615 menara telekomunikasi miliknya, terutama di daerah terpencil seperti Maluku dan Papua. Inisiatif transisi energi ini juga berdampak pada efisiensi biaya operasional sebesar 15-20%.
Telkom Indonesia juga tengah mengembangkan green data center yang berlokasi di Kabil Integrated Industrial Estate, Batam. Melanjutkan inisiatif sebelumnya, yaitu Hyperscale Data Center di Cikarang melalui unit usaha PT Telkom Data Ekosistem atau NeutraDC, NeutraDC Nxera Batam merupakan bagian dari ekosistem data Telkom yang bertujuan memenuhi kebutuhan terhadap infrastruktur digital yang efisien dan ramah lingkungan.
NeutraDC Nxera Batam dibangun sesuai dengan standar internasional dan dirancang sebagai pusat data pendukung teknologi AI yang turut memanfaatkan energi terbarukan berupa panel surya.
Tambahan informasi, Anugerah Ekonomi Hijau adalah apresiasi dari detikcom untuk program dan inisiatif oleh korporasi, lembaga, dan organisasi, dengan visi pembangunan berkelanjutan yang bersandar pada tiga aspek besar, yaitu kepedulian terhadap lingkungan, dampak sosial, serta implementasi tata kelola yang bijak.
Pemimpin Redaksi detikcom, Alfito Deannova Gintings, mengungkapkan dalam proses menuju malam penghargaan ini, pihaknya melibatkan Komite Assessment yang melakukan penilaian dengan menggunakan analisis kualitatif. Mereka melakukan penelusuran terhadap setup kerjaan dan rekam jejak para kandidat penerima, melalui tracking dan telaah sentimen pemberitaan, mempelajari dokumen, media monitoring, media sosial, dan sumber informasi lainnya.
"Kami menyadari, ekonomi hijau memandukan pertimbangan ekonomi dengan aspek daya dukung lingkungan dalam proses pengambilan keputusan. Ekonomi hijau juga mempromosikan kesetaraan di intra dan antargenerasi atau mendukung pemerataan sosial dan ekonomi," jelasnya.
Baca juga: Telkom Siap "AI-kan" Danantara |
(hps/fyk)