Meski tingkat penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 80,66% di 2025, namun jumlah penduduk yang belum terkoneksi dengan internet masih terbilang besar. Angkanya menyentuh 55.010.483 jiwa.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) warga Indonesia yang sudah memiliki akses ke dunia maya di 2025 sebesar 229.428.417 jiwa dari total populasi 284.438.900 jiwa. Jika dibandingkan dengan periode tahun lalu, pertumbuhan tingkat penetrasinya 1,16%.
"Penambahan (pengguna internet Indonesia) tidak terlalu signifikan naik karena di beberapa wilayah itu penyedia internet relatif meningkatkan kualitasnya daripada melakukan masuk ke desa-desa yang mungkin terlalu sulit. Jadi, peningkatannya tidak terlalu signifikan," ujar Sekjen APJII Zulfadly Syam di Jakarta, beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam survei Profil Internet Indonesia 2025 ini, APJII menemukan beberapa alasan masyarakat tidak terkoneksi internet. Yang paling besar atau 43,62% tidak memiliki perangkat yang dapat terhubung ke internet. Persoalan besar lainnya, yaitu 40,77% tidak tahu bagaimana menggunakan perangkat dapat terkoneksi dengan internet.
Selain itu 3,24% responden menyebutkan tidak melihat manfaat menggunakan internet, 2,88% membeli kuota terlalu mahal, 2,59% tidak ada sambungan internet, 2,14% keterbatasan fisik, dan yang menyebutkan lainnya itu 4,77%.
Sementara itu, Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan, walau tetap terjadi peningkatan pengguna internet Indonesia, tetapi dilihat dari kontribusi antara daerah tidak tertinggal dan tertinggal perbedaannya sangat jauh. Ia menyebutkan bahwa wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) hanya menyumbang 1,91% dari total pengguna internet nasional.
"Masih ada hampir 20% masyarakat kita yang belum menikmati layanan internet. Daerah 3T hanya menyumbang 1,91%. Tapi mereka tetap bagian dari Indonesia yang harus kita layani bersama," ungkapnya.
Sedangkan, masyarakat Indonesia memutuskan terhubung ke dunia maya karena 24,80% untuk mengakses media sosial. Selanjutnya alasan lainnya, 15,04% mengakses berita/informasi terkini, 14,95% melakukan transaksi online, 14,68% mengakses konten hiburan, 8,61% mengakses layanan publik.
Kemudian, 5,8% mengakses layanan keuangan, 4,20% menggunakan email/berkomunikasi, 4,17% bersekolah dari rumah, 4,16% mengakses transportasi publik, 3,54% bekerja dari rumah, dan 0,03% menyebutkan hal lainnya.
Dari sisi cara masyarakat mengakses, pengguna internet Indonesia ini masih didominasi oleh perangkat mobile sebesar 83,39%, dengan koneksi utama melalui data seluler (74,27%). Namun, terdapat lonjakan positif pada adopsi internet tetap (fixed broadband) dari 27,4% pada 2024 menjadi 38,7% pada 2025.
(agt/fay)