Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa harga layanan internet Indonesia terbilang termurah. Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan isu tarif internet Indonesia mahal dibandingkan negara lainnya.
Pernyataan itu diungkapkan langsung oleh Ketua APJII Muhammad Arif saat memaparkan laporan hasil survei pengguna internet Indonesia 2025.
"Sebenarnya kalau dibilang harga internet Indonesia terjangkau apa nggak sih? Ya, menurut saya sih sudah cukup terjangkau ya. Apalagi di sisi broadband, kalau bisa saya sampaikan juga harga di internet broadband-nya sudah hampir terendah. Mau murah segimana murah lagi," ungkap Arif di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan Survei Profil Pengguna Internet Indonesia, APJII memaparkan bahwa akses menuju ke dunia maya itu sudah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari pendapatan di bawah Rp 1 juta sampai di atas Rp 6 juta.
Penetrasi dan Kontribusi Pengguna Internet berdasarkan Pendapatan:
- Di bawah Rp 1 juta : kontribusi 17,80%, penetrasi 70,73%
- Rp 1 juta - Rp 1,5 juta : kontribusi 20,97%, penetrasi 78,06%
- Rp 1,5 juta - Rp 2 juta : kontribusi 15,75%, penetrasi 81,42%
- Rp 2 juta - Rp 2,5 juta : kontribusi 14,65%, penetrasi 84,38%
- Rp 2,5 juta - Rp 3,5 juta : kontribusi 19,04%, penetrasi 87,63%
- Rp 3,5 juta - Rp 6 juta : kontribusi 10%, penetrasi 89,87%
- Di atas Rp 6 juta : kontribusi 1,79%, penetrasi 91,47%
Dari data di atas terungkap bahwa meski penetrasi pendapatan pengguna internet Rp 6 juta merupakan yang paling besar, tetapi dari sisi kontribusinya paling kecil. Sedangkan, kontribusi paling besar justru berasal dari kelompok dengan pendapatan menengah, yakni Rp 2,5 juta sampai Rp 3,5 juta.
"Saya rasa semua kalangan hampir mampu menggunakan internet pada saat ini," ucap Arif.
Dari sisi tingkat pendidikan terakhir pengguna internet Indonesia 2025, kontribusi paling besar berasal dari SD/Sederajat mencapai 42,66%. Selanjutnya, kontribusi bersumber dari tingkat pendidikan SMA/Sederajat 28,15%, SMP/Sederajat 18,53%, dan Perguruan Tinggi 10,66%.
Diketahui, APJII mengumumkan jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2025 mencapai 229.428.417 jiwa dari total populasi 284.430.900 jiwa Indonesia.
Jumlah pengguna internet tersebut setara dengan penetrasi internet Indonesia sebesar 80,66%. Dibandingkan laporan serupa sebelumnya, ada pertumbuhan jumlah pengguna internet Indonesia cukup tipis, yakni 1,16%.
Dalam melakukan survei penetrasi internet Indonesia 2025 ini menggunakan metode multistage random sampling, yakni metode pengambilan sampel acak bertahap menggunakan propotional to size dengan melibatkan sebanyak 8.700 responden.
(agt/fyk)