Usai Satelit Republik Indonesia (Satria-1), Thales Alenia Space dan SpaceX kembali dipercayai menangani proyek satelit Indonesia. Terbaru, kedua perusahaan antariksa akan bergandengan membawa satelit baru Telkom ke luar angkasa.
Satelit tersebut nantinya akan dioperasikan oleh anak perusahaan Telkom, yakni Telkomsat, untuk mengisi slot orbit 113 derajat Bujur Timur.
Seperti di Satria-1, Thales Alenia Space dan SpaceX akan memainkan peran sebagai perakit satelit dan perusahaan Elon Musk bertugas untuk peluncurannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thales Alenia Space menuturkan bahwa mereka telah mengirimkan High Throughput Satellite (HTS) Telkomsat, anak perusahaan Telkom, dari Pelabuhan Nice, Prancis, pada 9 Januari 2024 dan menuju Pelabuhan Cape Canaveral, Amerika Serikat.
Diperkirakan, perjalanan kargo satelit baru Telkom ini yang menggunakan jalur laut itu akan memakan waktu beberapa minggu ke depan.
"Dibangun oleh Thales Alenia Space untuk PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), High Throughput Satellite yang berbasis pada platform Spacebus 4000B2 kami ini akan menyediakan kapasitas lebih dari 32 Gbps di seluruh Indonesia," ujar Thales Alenia Space dikutip dalam postingan di akun Facebook miliknya.
Sementara itu, SpaceX akan membantu proses peluncuran satelit HTS Telkom menggunakan roket Falcon 9 andalannya dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Jadwal peluncurannya dilakukan pada pertengahan Februari 2024.
Setelah diluncurkan pada pertengahan Februari ini, satelit baru Telkom yang penamaannya masih digodok itu ditargetkan dapat beroperasi pada April 2024.
Jika proses peluncuran berjalan sukses, maka Telkom akan memiliki dan mengoperasikan tiga satelit aktif, yaitu Telkom 4 atau Satelit Merah Putih di slot orbit 108 BT, satelit Telkom-3S di slot orbit 118 BT, dan Satelit HTS di slot orbit 113 BT.
SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza, mengatakan satelit baru Telkom ini akan berada di orbit dengan ketinggian yang sama dengan satelit Telkom yang ada saat ini, yaitu di orbit Geosynchronous orbit (GEO) dengan ketinggian 35.786 KM dari permukaan bumi.
Berbeda dengan yang telah dioperasikan Telkomsat sekarang, satelit terbarunya itu memiliki perbedaan dengan satelit yang satelit GEO konvensional yang dimiliki perusahaan plat merah ini.
"Berbeda dengan satelit Telkom sebelumnya yang memiliki satu cakupan area di bumi (beam coverage) yang berukuran besar (single wide beam), satelit yang akan diluncurkan ini menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS), yaitu teknologi yang memiliki desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multi-spots beam)," ungkap Reza.
(agt/fay)