Telkom mengungkapkan satelit baru miliknya akan meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada pertengahan Februari 2024. Simak dulu kecanggihan satelit baru Telkom tersebut.
SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza, mengatakan satelit baru ini nantinya akan berada di orbit dengan ketinggian yang sama dengan satelit Telkom yang ada saat ini, yaitu di orbit Geosynchronous orbit (GEO) dengan ketinggian 35.786 KM dari permukaan bumi. Namun, satelit tersebut memiliki perbedaan dengan satelit yang satelit GEO konvensional yang dimiliki perusahaan plat merah ini.
"Berbeda dengan satelit Telkom sebelumnya yang memiliki satu cakupan area di bumi (beam coverage) yang berukuran besar (single wide beam), satelit yang akan diluncurkan ini menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS), yaitu teknologi yang memiliki desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multi-spots beam)," ungkap Reza kepada detikINET, Rabu (10/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang dilingkupi beam tersebut. Kekuatan pancar satelit ini identik dengan besaran data yang mampu dikirim satelit ke lokasi tersebut," sambungnya.
Sebagai informasi, Telkom melalui anak perusahaannya, Telkomsat, telah meluncurkan dan mengoperasikan dua satelit, yaitu Telkom 3S dan Telkom 4 atau dikenal dengan satelit Telkom Merah Putih.
Selain itu, Reza menambahkan bahwa satelit dengan sistem HTS memungkinkan sumber daya frekuensi yang digunakan dapat digunakan berulang (frequency reuseable).
"Hal ini menaikkan jumlah kapasitas yang dimiliki satelit HTS," ucapnya.
Setelah diluncurkan pada pertengahan Februari ini, satelit baru Telkom yang penamaannya masih digodok itu ditargetkan dapat beroperasi pada April 2024.
"Akan dimanfaatkan untuk membantu pemerataan digital di Indonesia melalui penyediaan layanan backhaul berbasis satelit, mengembangkan bisnis maritim di Indonesia, dan mendukung kedaulatan data (data sovereignty) di Indonesia dengan mengurangi kebergantungan kapasitas satelit asing," pungkasnya.
(agt/fay)