Ini Alasan Satelit Satria-1 Butuh 11 Stasiun Bumi

Anggoro Suryo - detikInet
Jumat, 15 Des 2023 21:30 WIB
Stasiun kendali bumi Satria-1 di Banjarbaru. Foto: Rachman Haryanto/detikcom
Jakarta -

Satelit Republik Indonesia (Satria-1) dijadwalkan beroperasi pada awal Januari 2024 mendatang. Satelit ini perlu 'dilayani' 11 stasiun bumi agar bisa beroperasi. Kok banyak sekali?

Dari 11 stasiun bumi tersebut, ada dua yang punya fungsi spesial, yaitu sebagai pengendali dan terbagi menjadi pengendali utama di Cikarang, Jawa Barat, dan pengendali cadangan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Khusus dua stasiun ini, fungsinya dua, yaitu sebagai pengendali dan juga sebagai gateway. Menurut Adipratnia Satwika Asmady, Project Manager di PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) untuk pembuatan Satria-1, Satria-1 membutuhkan 11 stasiun bumi karena punya kapasitas yang sangat besar.

"Iya, salah satu yang membuat Satria-1 ini sangat impresif adalah kapasitas yang sangat besar. Satelit Satria itu akan memiliki lebih dari 150 Gbps kapasitas throughput dan itu membutuhkan support dari ground segment yang memang lebih dari biasanya," jelas Nia, sapaan Adipratnia, saat diwawancara detikcom awal Desember lalu.

Sebagai perbandingan, Nia menyebutkan bahwa satelit nasional Indonesia yang ada saat ini belum ada yang kapasitasnya melebihi 15Gbps.

"Mungkin sebagai komparasi untuk satelit nasional Indonesia sampai sekarang masih belum ada yang melebihi kapasitas 15 giga. Jadi tentunya apabila satelitnya memang lebih besar, jauh lebih besar, akan membutuhkan support, supporting ground segment yang lebih besar," jelasnya.

Berikut ini adalah lokasi 11 stasiun bumi untuk Satria-1: GW01 Batam, Kepulauan Riau; GW02 Cikarang, Jawa Barat; GW03 Pontianak, Kalimantan Barat; GW04 Banjarmasin, Kalimantan Selatan; GW05 Tarakan, Kalimantan Utara; GW06 Manado, Sulawesi Utara; GW07 Kupang, NTT; GW08 Ambon, Maluku; GW10 Timika, Papua; GW11 Jayapura, Papua.

Cara kerja Satria-1 menyalurkan koneksi internet ke daerah 3T ini dijelaskan oleh Sri Sanggrama Aradea, Kepala Divisi Satelit Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Kominfo.

Secara sederhana, koneksi internet tersebut berawal dari stasiun Bumi yang berfungsi sebagai gateway untuk Satria-1. Stasiun-stasiun bumi yang berada di 11 kota di Indonesia ini akan 'menembakkan' koneksi internet ke Satria-1, untuk kemudian dipancarkan kembali ke very small aperture terminal (VSAT) -- mirip dengan parabola kecil yang dipakai di mesin-mesin ATM.

Salah satu stasiun Bumi tersebut berada di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang juga berfungsi sebagai pengendali cadangan untuk Satria-1. Maksudnya, stasiun ini menjadi cadangan pengendali jika stasiun utama yang ada di Cikarang, Jawa Barat, mengalami masalah.

"Satria-1 ini memiliki adalah 11 stasiun Bumi, kita menyebutnya stasiun Bumi kecil ya, yang gunanya adalah sebagai feeder link untuk memancarkan internet ke satelit, lalu akan didistribusikan oleh satelitnya ke titik-titik VSAT layanan di public services atau pusat layanan pemerintah di seluruh Indonesia, khususnya di daerah 3T," jelas Aradea.



Simak Video "Antusiasme Peserta Pelatihan Bahasa untuk Pariwisata Sumenep"

(asj/asj)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork