Gigabit City Sebagai Solusi Rendahnya Kecepatan Internet RI
Hide Ads

Gigabit City Sebagai Solusi Rendahnya Kecepatan Internet RI

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 11 Des 2023 12:45 WIB
Gigabit City
Gigabit City Sebagai Solusi Rendahnya Kecepatan Internet RI Foto: Fyk/detikinet
Sumba -

Konsep Smart City atau kota pintar sudah sering didengung-dengungkan di Indonesia. Akan tetapi ada konsep perkotaan lain yang serupa tapi tak sama, yang disebut sebagai Gigabit City. Apa itu?

Jadi, Gigabit City sesuai dengan namanya, merupakan julukan untuk kota yang punya ketersediaan internet broadband dengan kecepatan minimal 1 Gbps. Keberadaan kota semacam ini dinilai akan menjadi salah satu solusi dari masih rendahnya kecepatan internet di Indonesia saat ini.

"Gigabit City agak beda dengan Smart City. Kalau Smart City kan kota cerdas, tapi kalo Gigabit City itu adalah kota dengan penekanannya adalah ketersediaan jaringan broadband yang levelnya itu paling tidak 1 Gbps. Jadi satu kota Gigabit City, kota yang tersedia speed-nya minimal 1 Gbps," kata Sigit Puspito Wigati Jarot, Ketua Mastel (Masyarakat Telekomunikasi Indonesia) di Huawei Media Camp 2023 yang digelar di Sumba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, ini akan mendorong perekonomian uar biasa, karena semua terlibat, bisnis fixed broadband, juga mobile broadband. Apalagi karena sekarang banyak perhatian pada FWA atau fixed wireless acces, itu solusi antara mobile broadband dengan fixed broadband," tambah dia.

Ia menambahkan, kalau seandainya Gigabit City dibangun di Indonesia, dampak positifnya akan terasa. Misalnya jika sampai tahun 2029, di Indonesia bisa dibangun 50 sampai 100 kota Gigabit City, hal ini akan membantu menambah kecepatan internet di negara ini.

ADVERTISEMENT

"Indonesia akan naik ratingnya secara internasional, kecepatannya (internet) naik luar biasa. Kenapa itu penting? Indonesia sekarang speed-nya termasuk yang terendah di ASEAN dan dunia, fixed kalau tidak salah 129 dari 133 negara, mobile internet rankingnya 90 sekian. Sangat rendah sekali," papar Sigit.

Kecepatan internet yang masih rendah itu memang patut menjadi perhatian, tidak hanya didiamkan. Kalau tidak ada solusinya, maka ranking Indonesia berpotensi semakin turun. Padahal menurut Sigit, untuk semakin meningkatkan ekonomi digital seperti yang dicita-citakan, perlu ditunjang dengan kecepatan internet yang memadai.




(fyk/afr)