Penetapan Natuna sebagai Geosite Geopark Nasional pada tahun 2018 menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk mengunjungi kabupaten di Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan tersebut. Memang hamparan batu granit berusia lebih ratusan juta tahun banyak terlihat di banyak tempat di pesisir Natuna.
Pada sisi lain, dari 120 objek dan daya tarik wisata yang ada di Natuna, 84%-nya merupakan wisata bahari. Hal ini juga menjadi salah satu alasan saat Bobby Rozano mendirikan Natuna Dive Resort (NDR), resor pertama di Natuna pada tahun 2017.
Natuna Dive Resort, kata Bobby, mengusung konsep eco-resort karena menggunakan kayu hingga mempertahankan batu granit yang ada di lahan seluas 0,4 hektare tersebut. Desain NDR dikerjakan oleh teman Bobby semasa kecil, yaitu almarhum Ahmad Djuhara, yang sempat menyabet karya arsitektur terbaik 2021 versi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
"Resor ini kita mulai bangun akhir 2017, selesai akhir 2019. Ya agak lama ya karena kita ingin semuanya berbahan dasar kayu dan kita ingin berusaha untuk mempertahankan kearifan lokal yang ada di sini," ujar Bobby kepada detikcom belum lama ini.
"Sayang sekali kan batu granit itu sangat indah, kita tidak mau merusak batu granit itu, tapi bangunan harus lewat itu, ceritanya itu. Jadi ya kita kombinasikan aja, kita kombinasikan antara batu-batu itu menjadi interior yang unik," imbuh Bobby.
Tak heran, ada beberapa dinding kamar di Natuna Dive Resort berupa batu granit besar yang disambung dengan kayu. Batu granit turut dibiarkan merembet menjadi penyangga beberapa tempat tidur di resor yang memiliki 21 kamar tersebut. Perabotan juga turut ditata menyesuaikan kontur batu.
Selain dari desain eksterior dan interior hotel, resor juga dikelola berbasis eco-friendly. Penggunaan properti yang reusable atau bahan kaca serta menghindari plastik diterapkan Bobby kepada karyawannya.
Resor yang terletak di pesisir timur Pulau Bunguran Besar ini juga menawarkan pemandangan laut yang Indah. Pihak resort menyediakan berbagai kursi dan meja di bibir pantai resor agar wisatawan bisa melihat sunset, menikmati angin pantai sore yang menyejukkan, hingga barbekuan.
Di area Natuna Dive Resort, terdapat Tapak Natuna, 'tugu' di antara batuan granit yang dibuat pihak resort sebagai penanda Natuna yang berbatasan dengan banyak negara. Dari Tapak Natuna, wisatawan bisa melihat Pulau Senoa di sebelah timur, yang merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia, serta Gunung Ranai di sebelah baratnya. Hal ini juga yang membuat Tapak Natuna menjadi spot yang instagrammable buat wisatawan.
Paket 'Surga Bawah Laut' Natuna
Selain menawarkan tempat beristirahat, Natuna Dive Resort juga menawarkan beberapa paket 'surga bawah laut' Natuna, seperti snorkeling dan diving. Menurut Bobby, banyak spot bawah laut Natuna yang bisa menjadi pencinta snorkeling dan diving, seperti Pulau Senoa dan Pulau Setanau.
"Natuna sangat indah sangat indah kalau lagi cuaca bagus kita bisa lihat dari atas ke bawah karang-karangnya hidup, indah ikan-ikannya. Jadi untuk para diver itu pasti sangat senang bisa menemukan spot-spot yang menarik di Natuna dengan berbagai tantangannya," ujar Bobby.
"Kedua, snorkeling buat yang nggak bisa diving. Snorkeling itu kita main di permukaan juga sudah sangat bagus, sudah sangat indah karena dari atas permukaan kita bisa lihat keindahan bawah lautnya itu," imbuhnya.
Menurut Bobby, Natuna memiliki potensi pariwisata yang besar, baik dari lautnya maupun jika ingin dengan sport tourism. Lokasi strategis Natuna yang dekat dengan banyak negara bisa menjadi tambahan nilai jual dari wisatawan mancanegara. Apalagi kini akses internet di Natuna juga sudah bagus.
"Ya akses internet sangat diperlukan dan sangat berpengaruh terhadap bisnis kita. Jadi alhamdulillah kita bersyukur bahwa kita sudah ada akses internet yang cukup baik di Natuna yang bisa men-support seluruh aktivitas kita di sini, orang-orang yang mau berwisata sambil bekerja dia kan tinggal bawa laptop pakai internet akses internet kita sudah bisa jalan," ujar Bobby.
Sebagai informasi, Natuna masuk dalam lokasi prioritas pembangunan stasiun pemancar atau tower Base Transceiver Station (BTS) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk pemerataan akses internet di wilayah tertinggal, terluar, terdepan, dan perbatasan (3TP), termasuk Natuna. Selain pembangunan BTS, BAKTI Kominfo juga telah mengoperasikan Palapa Ring Barat sebagai tulang punggung infrastruktur telekomunikasi, di mana Natuna menjadi salah satu wilayah yang terkoneksi dengan kabel Fiber Optik tersebut.
detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
Simak Video "Podcast Natuna: Membangun Jejak Budaya Lewat Suara"
(ncm/ega)