Teknologi 5G sampai sekarang belum tercium adanya pergerakan untuk melangkah maju. Diketahui kalau jaringan generasi kelima tersebut seakan jalan di tempat, dan bila terus seperti ini Indonesia bisa ketinggalan.
Sigit P.W. Jarot, Head of National Telematics Infrastructure Mastel, membeberkan ada beberapa konsekuensi yang akan didapatkan. Pertama dia menyebutkan kalau efeknya bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Yang pertama harapan untuk mendapatkan economy growth itu kan jadi berisiko dapat atau nggak. Terus yang kedua adalah hambatan terhadap potensi inovasi. Jadi kita mengharapkan dengan adanya 5G itu nanti akan ada use case-use case baru, inovasi-inovasi baru. Nah ketika ini diperlambat, kesempatan untuk berinovasi di situnya kan kurang," jelas Jarot usai acara the 2nd MASTEL's 5G Summit di Hotel JS Luwansa, Kamis (21/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jarot melanjutkan, bahwa kesempatan untuk mendapatkan keamanan berkomunikasi juga semakin kecil terwujud. Hal ini dikarenakan teknologi 5G lebih aman dibandingkan generasi sebelumnya.
"Yang ketiga contohnya kesempatan untuk mendapatkan penggunaan telepon yang dia lebih aman itu jadi nggak terwujud, karena 5G jauh lebih aman daripada 4G dan sebelumnya. Tingkat keamanan komunikasinya lebih tinggi dari pada sistem-sistem yang ada sebelumnya," katanya.
Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi ini masih bisa terserang virus. Namun Jarot kembali menegaskan bila dibandingkan generasi sebelumnya 5G punya keamanan lebih tinggi.
Sayangnya sudah dua tahun sejak pengumuman 5G pada bulan Mei 2021 lalu, perluasannya seakan mandek. Setidaknya dua faktor yang mempengaruhinya ialah soal spektrum dan ekosistem.
Kedua hambatan itu juga diyakini oleh para pelaku industri. Beberapa di antaranya disetujui oleh Limoa, Act. Vice President Technology Strategy PT Telekomunikasi Selular dan Roni Nurmal, Director Ericsson Indonesia.
Roni menekankan, bahwa membangun ekosistem itu harus. Ini merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menggerakkan gelaran 5G di Indonesia.
"Saya yakin pemerintah punya andil dan punya akses dan punya potensi yang sangat besar untuk membangun ekosistem yang lebih besar lagi. Jadi ketika 5G dan spektrum itu available, operator kemudian mengimplementasikan 5G, bukalah sebesar-besarnya akses supaya ekosistem itu berkembang lebih pesat. Lebih banyak lagi potensi use case yang bisa dikembangkan di seluruh Indonesia," ujar Roni.
(hps/afr)