Berbicara soal game, Indonesia adalah satu pasar game seluler terbesar di Asia Tenggara, baik berdasarkan pemain maupun pendapatan. Seiring perkembangan itu berbanding lurus dengan pengalaman game yan baik skor 75-85 saat terhubung ke 5G.
Lalu, pengalaman game untuk tingkat cukup (65-75) jika terkoneksi dengan jaringan 4G dan makin memburuk saat sudah di jaringan 3G atau dibawah 40. Skor pada 5G adalah 15,8 poin lebih tinggi dari 4G. Sementara itu, perbedaan antara Pengalaman Game 3G dan 4G sangat mencolok, dengan skor yang dipisahkan hampir 30 poin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengalaman Game yang Baik menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna menganggap pengalaman tersebut dapat diterima. Pengalaman gameplay umumnya dapat dikontrol, dan pengguna menerima umpan balik langsung antara tindakan mereka dan hasil dalam game. Sebagian besar pengguna tidak mengalami penundaan antara tindakan mereka dan permainan. Sebaliknya, peringkat Sangat Buruk berarti hampir semua pengguna menganggap tingkat pengalaman ini tidak dapat diterima," kata OpenSignal.
Dengan temuan OpenSignal ini membuktikan bahwa 5G memberikan pengalaman jaringan seluler yang ditingkatkan secara signifikan di Indonesia dibandingkan dengan layanan 4G atau 3G yang lebih lama dan matang untuk kecepatan unduh dan unggah, streaming video, dan game multipemain. Namun, peningkatan ini baru permulaan karena 5G Indonesia masih berada di awal eranya.
Adapun saat ini, regulator Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bertujuan untuk mencapai penyebaran jaringan 5G yang merata di negara ini pada tahun 2025, lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan untuk 4G. Selama bertahun-tahun Indonesia telah melihat peningkatan besar dalam teknologi 4G, dan seiring perkembangan 5G, Opensignal akan terus memantau bagaimana pengalaman dunia nyata 5G berkembang di negara ini.