Pandemi virus Corona (COVID-19) memberikan tantangan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Transformasi digital di dunia pendidikan menjadi keniscayaan yang mesti dilakukan.
Melalui Pijar Kampus, Telkom menyediakan solusi bagi perguruan tinggi untuk mengimplementasikan transformasi digital.
Pijar Kampus merupakan bagian dari Leap, sebuah payung produk dan layanan digital perusahaan Telkom dalam mengakselerasi digitalisasi masyarakat Indonesia.
Dengan Leap, diproyeksikan akan mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia demi mengakselerasi terwujudnya kedaulatan digital nasional atau sejalan target pemerintah dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut Guru Besar Sekolah Teknik Elektro Informatika (STEI) yang juga pakar smart city, Suhono Harso Supangkat merespon positif keterlibatan layanan Pijar Kampus dari Telkom dalam membantu kampus di tanah air menghadapi transformasi digital.
Suhono mengungkapkan perubahan model pembelajaran dari offline ke online, kemudian dilakukan secara hybrid, menunjukkan dinamika kondisi yang perlu direspon secara bersama-sama oleh semua elemen.
"Kolaborasi seperti ini harus terus dilakukan, bahkan lanjutkan ke depannya. Kami nantikan Pijar Kampus untuk bersinergi kembali. Sebagai sebuah isu sentral di masa pandemi, transformasi digital perlu kerja sama pentahelix," pungkasnya, Rabu (9/3/2022).
Head of Digital Vertical Ecosystem Education Telkom, Prasabri Pesti mengatakan keberadaan kampus harus sebagai rujukan dalam proses digitalisasi pendidikan keseluruhan.
"Keberadaan Pijar Kampus memang komitmen dari Telkom untuk membantu kampus di Indonesia mencapai KPI pendidikan tinggi mereka," ujar Prasabri.
Sebelumnya, Pijar Kampus mendukung Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) melakukan riset berjudul "Rating Level Kecerdasan & Kesiapan Transformasi Digital Kampus Indonesia 2022" terhadap 36 perguruan tinggi se-Indonesia guna meninjau kesiapan kampus menghadapi transformasi digital.
Dari hasil riset, kampus yang diteliti memiliki tingkat kecerdasan teknologi level 1 sebanyak 28,6% dan 57,1% di level 2, yang mana pada level tersebut sistem yang ada memiliki teknologi cukup adaptif sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah cepat.
Lalu, 14,3% kampus lainnya berada di level 3, yang mana teknologi autonomous sudah digunakan sehingga dapat mempercepat proses karena dilakukan otomatis oleh sistem.
Akan tetapi, belum ada satu pun kampus di level mature, level 4, yakni kampus sudah memiliki sistem dengan teknologi kolaboratif sehingga sistem yang dihasilkan dapat terintegrasi guna menjalankan proses education 3.0 yang segalanya lebih efektif.
Dan level 5, atau sudah menerapkan Education 4.0, yakni sudah meningkatkan sistem eksisting dengan menggunakan teknologi terkini seperti teknologi interconnectivity, big data, artificial intelligent, dan semantic interoperability.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan, hingga sekarang belum ada kampus Indonesia yang dikategorikan level 4 dan 5 tersebut.
Simak Video "Hasil Investigasi Telkom: Data Diduga Milik IndiHome Ternyata Dijual"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fay)