Langkah Telkom Sulap Satu Kampung Jadi Petani Digital
Hide Ads

Langkah Telkom Sulap Satu Kampung Jadi Petani Digital

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 19 Okt 2021 19:30 WIB
Petani tembakau memetik daun tembakau di halaman  Balai Ekonomi Desa (Balkondes) PT Telkom, di wilayah pariwisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (8/9). Daun Tembakau itu akan di jual dengan harga Rp 5.000. Balkondes Telkom ini diharapkan berperan sebagai pusat kegiatan usaha pariwisata desa dan pusat kuliner serta dapat memacu pertumbuhan ekonomi di sekitar objek wisata Candi Borobudur dan diproyeksikan menjadi Digital Heritage Village, yakni konsep desa wisata yang memadukan teknologi digital dengan keunikan suasana pedesaan dengan berbagai kegiatan budaya, kesenian, pendidikan dan agro wisata.
Langkah Telkom Sulap Satu Kampung Jadi Petani Digital. Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Telkom melalui aplikasi digital agrikultur, Agree, berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, untuk menyulap masyarakatnya jadi petani digital.

OKU Timu sendiri masuk ke dalam enam kabupaten di Indonesia sebagai salah satu lumbung pangan binaan KKP. Kampung Patin, salah satu wilayah di OKU Timur yang memiliki potensi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan tersebut ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi.

"Pemerintah tidak hanya memikirkan produksi tetapi juga memikirkan industri hilirnya, seperti menghasilkan filet ikan patin dan nugget ikan. Kalau pengelolaan budi daya Kampung Patin ini baik dan sukses, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan membantu pemasaran industri hilirnya," tutur Bupati OKU Timur, Lanosin Hamzah, dalam siaran persnya, Selasa (19/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Agree fokus ke digitalisasi pertanian dan perkebunan yang tersebar di 30 sentra pertanian mulai dari Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Pemanfaatan Agree memungkinkan pemangku kepentingan seperti petani, off taker (pembeli), pasar, penyedia saprotan, pembeli, pemodal, dan lainnya untuk dapat saling terhubung melalui platform digital.

Agree juga menyediakan layanan dalam mendata petani, kemudian menghubungkan dengan perbankan guna peroleh dukungan pemodalan.

Program digitalisasi Kampung Patin dilakukan antara lain pembeli bukan sekedar membeli hasil perikanan, namun sekaligus mendampingi peternak ikan dari proses pra-tanam hingga pasca-panen, termasuk menyediakan sarana produksi perikanan.

Pembeli bisa memonitor proses budidaya di aplikasi Agree berdasarkan data yang diinput oleh peternak, mulai dari informasi kapan tanam, waktu pemberian nutrisi, panen, menyerap hasil panen, dan lainnya

Adapun cara Agree dengan menghubungkan petani dan offtaker ini diklaim mampu menarik para milenial bisa bergabung untuk mendigitalkan petani dan offtaker.

Saat ini, Agree sudah memiliki beberapa fitur kemitraan dengan perusahaan pertanian, permodalan, penjualan dan peningkatan wawasan (agree knowledge) yang ke depannya akan dilengkapi pendukung produktivitas dan kualitas guna menciptakan satu data pertanian.

Dengan memberikan sentuhan digital kepada sektor pertanian, diharapkan proses budidaya pertanian menjadi lebih mudah dikelola, efektif, dan efisien, sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas pertanian Indonesia.

Direktur Pembenihan KKP, Nono Hartanto mengatakan, progress Kampung Patin di OKU Timur sudah berjalan dengan baik dan mulai akan beroperasi di tahun 2022.

KKP telah menyiapkan dukungan untuk kampung budi daya patin ini, di antaranya ekskavator dan mesin pakan mandiri yang bisa memproduksi pakan 1-2 kilogram per jam.




(agt/fay)