Komisaris Utama (Komut) Telkomsel Wishnutama Kusubandio mengatakan bahwa kehadiran layanan 5G di Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Jaringan seluler tersebut dinilai menjadi solusi kebutuhan internet cepat hingga menghasilkan ekonomi digital di masa mendatang.
"5G jadi teknologi yang paling transformatif di era ini. Saya percaya teknologi digital, khususnya 5G, akan jadi game changer bagi bangsa ini," ujar Wishnutama dalam video di YouTube Telkomsel, seperti dilihat Kamis (20/5/2021).
Wishnutama menjelaskan dengan teknologi 4G telah berdampak terhadap hiburan, kehadiran media sosial, hingga lahirnya startup bergelar unicorn sampai decacorn.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Layanan 4G yang sudah hadir sejak Desember 2014, di mana Telkomsel menjadi pionirnya, hingga sekarang telah mampu membantu pelayanan transportasi, memesan makanan secara online, game, belanja, pembayaran, streaming, sampai urusan video conference.
"Itu baru 4G. Nah, ke depan 5G yang pasti jauh lebih baik," ungkap pria berkacamata ini.
Ia lantas memaparkan keunggulan 5G dibandingkan 4G. Dari sisi kualitas data, 5G jauh lebih superior dari 4G, yang mana koneksinya 5G bisa menyentuh 20 Gbps atau 20 kali lipat dari jaringan seluler generasi keempat. Untuk download video berdurasi dua jam bisa dilakukan hanya dalam hitungan detik saja. Begitu juga latensi 5G terbilang rendah atau 10 kali lebih rendah dari 4G.
"5G mampu mengakomodasi 10 kali lipat lebih banyak jumlah perangkat atau device dibandingkan 4G untuk cakupan wilayah sama," sebutnya.
Dari sisi ekonomi digital, Wishnutama mengatakan, implementasi 5G akan menghasilkan nilai ekonomi global USD 13,2 triliun pada 2035 dan menghasilkan 22,3 juta pekerjaan. 5G disampaikan eks Menteri Parekraf ini, akan menciptakan pekerjaan ramah lingkungan, profesi baru yang membuat negara yang menerapkannya jadi lebih berdaya, munculnya berbagai startup, mendorong UMKM lebih maju, dan memperluas pasar.
"5G dapat menginspirasi banyak inovasi yang dapat membuat Bumi ini semakin hijau, seperti kendaraan listrik otomatis, implementasi IoT dengan pengelolaan pangan dan sampah, hingga pengendalian emisi gas rumah kaca. Ke depan dapat mengintegrasikan dunia digital dan fisik," kata Wishnutama.
(agt/fay)