Sejumlah kabar teknologi menarik perhatian pembaca sepanjang minggu ini. Ada cerita merk Xiaomi jadi lelucon sampai Spotify Wrapped 2020 yang jadi viral.
Kalau kamu melewatkan kabar-kabar penting di jagat tekno, jangan khawatir. detikINET, Sabtu (5/12/2020) merangkumnya untuk Anda semua:
1. Merk Xiaomi jadi bahan lelucon
Tahukah Anda, merk Xiaomi artinya adalah Beras Kecil dalam bahasa Mandarin. Nama ini ternyata sering menjadi bahan ejekan di negeri asalnya. Sampai kemudian, CEO Xiaomi Lei Jun mengungkap filosofi agung Budhisme di balik namanya. Setelah tahu ada ajaran Budhisme, jadi berhenti meledek deh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beras Kecil ini menurut Lei Jun diambil dari sebuah puisi Budhisme China yang berbunyi: Buddha melihat sebutir beras, seukuran Gunung Xumi. Xiaomi (Xiao = kecil, Mi = beras) mengambil posisi sebagai beras kecil di jagat internet yang ingin tumbuh menjadi besar.
"Maka tercetuslah Xiaomi. Nama itu segera mendapat persetujuan semua orang. Jadi kami mulai menggunakannya," kenang Lei Jun.
Selain itu, Lei Jun juga mengutarakan nama keren belum tentu sukses kalau kualitas produknya jelek. Namun nama yang sederhana, tapi diiringi tim yang kerja keras melalui teknologi, itulah yang akhirnya akan sukses.
Lanjut diutarakannya, Xiaomi adalah impian engineer, mengandalkan teknologi dan produk untuk mengubah dunia. Investasi serius apa pun di dunia dapat terbayar dengan baik.
"Xiaomi membuktikan bahwa produk terbaik memiliki harga terbaik. Sehingga pengguna dapat yakin untuk membeli dengan mata tertutup," kata Lei Jun dikutip dari Gizchina.
Sejak awal berkiprah Xiaomi selalu berfokus pada teknologi, kualitas produk dan pengalaman pengguna. Tiga strategi itu berhasil membawa Xiaomi sebagai perusahaan termuda dalam daftar Fortune 500. Kesuksesan yang diraih Xiaomi makin membuktikan nilai merek pada akhirnya didukung oleh teknologi dan produk yang baik.
Halaman selanjutnya: Spotify Wrapped 2020 viral...
2. Spotify Wrapped 2020 digilai pengguna
Spotify Wrapped 2020 adalah fitur yang ditunggu-tunggu pengguna menjelang akhir tahun. Fitur ini sudah tersedia di awal Desember dan semua orang tergila-gila. Spotify Wrapped sampai menjadi trending topic Twitter global.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Spotify Wrapped menampilkan lagu, album, musisi, genre musik, dan podcast yang paling sering pengguna dengarkan selama 12 bulan terakhir. Untuk Wrapped 2020, Spotify menampilkannya dengan cara yang sedikit berbeda yaitu lewat tampilan yang mirip seperti Instagram Stories.
Anda belum mencobanya? Wah jangan ketinggalan dong.
Cara membuat Spotify Wrapped 2020:
- Buka website Spotify Wrapped di sini lewat browser, lalu login menggunakan username dan password kalian.
Jika kalian membuka website tersebut dari ponsel, kalian akan langsung diarahkan ke aplikasi Spotify. Jika membuka dari laptop/PC, kalian hanya akan melihat daftar playlist 'Yor Top Songs 2020', 'Missed Hits' dan 'On Record'. - Setelah aplikasi Spotify di ponsel terbuka, klik banner 'Your 2020 Wrapped' yang ada di bagian paling atas. Banner ini juga bisa kalian akses dengan membuka aplikasi Spotify, lalu masuk ke tab Search dan scroll ke bawah sampai melihat kartu '2020 Wrapped'.
- Selanjutnya akan muncul presentasi dalam bentuk slide yang mirip Instagram Stories. Stories ini menampilkan beberapa statistik seperti lagu, album, musisi dan podcast favorit.
- Tap di sisi kanan story untuk melihat slide selanjutnya, dan di sisi kiri untuk melihat slide sebelumnya, sama seperti cara menggunakan Instagram Stories.
- Masing-masing slide bisa kalian bagikan ke media sosial pilihan dengan menekan tombol 'Share this story' yang ada di bagian bawah slide. Di situ kalian akan melihat pilihan untuk membagikan story ke Instagram, Twitter, atau media sosial lainnya. Spotify hanya akan membagikan infografis yang ada di masing-masing story, tidak keseluruhan video.
Halaman selanjutnya: Jokowi dikritik karena membubarkan BRTI...
3. Langkah Jokowi membubarkan BRTI dikritik
Dari dalam negeri, yang jadi perhatian adalah langkah pemerintah membubarkan 10 lembaga. Yang ikut dibubarkan adalah Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Langkah Jokowi ini dikritik.
"Dengan tidak adanya BRTI, maka Indonesia akan jadi satu-satunya negara di ASEAN yang tidak memiliki badan regulasi telekomunikasi 'independen'," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, Minggu (29/11).
Independen di sini maksudnya semangat berubah dari iklim bisnis telekomunikasi yang cenderung monopoli menjadi kompetisi. Butuh lembaga yang bebas kepentingan pemerintah -karena memiliki BUMN- dan pelaku usaha.
"Meski jalan tengah kemudian tetap menjadi bagian dari pemerintah, tapi bebas dari kepentingan operator telekomunikasi," kata mantan Komisioner BRTI ini.
Kritikan itu dijawab Menkominfo Johnny G Plate. Badan Pertimbangan Telekomunikasi (BPT) dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dibubarkan demi menyederhanakan lembaga negara. Tugas dan fungsinya dikembalikan ke Kominfo.
"Nanti BRTI (tugasnya dikembalikan-red) ke Kominfo, begitu juga BPT ke Kominfo," ucapnya.
Sementara dari pihak operator yang bersuara adalah Telkomsel dan XL Axiata. Mereka menghormati langkah pemerintah dan siap berkordinasi.
"Telkomsel menghormati keputusan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah RI dan senantiasa akan terus berkoordinasi untuk melanjutkan program kerja penyusunan rancangan regulasi yang masih berjalan bersama dengan Kementerian Kominfo RI, guna memastikan iklim industri telekomunikasi yang sehat," tutur VP Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin.
"Saat ini kami masih mengkaji dan menunggu langkah selanjutnya dari pemerintah/Kemkominfo, semoga bisa segera ada informasi terutama mengenai siapa dan bagaimana menggantikan peran serta fungsi yang selama ini dijalankan BRTI," kata GM Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih Harlianti.
Halaman selanjutnya: Qualcomm tanggapi rencana 5G di Indonesia...
4. Qualcomm tanggapi rencana 5G di Indonesia
Rencana pemerintah melelang frekuensi 2,3 Ghz juga menjadi perhatian publik. Artinya Indonesia berancang-ancang menggelar 5G. Padahal frekuensi tersebut jarang digunakan oleh banyak negara lain untuk menggelar jaringan penerus 4G.
Qualcomm pun ikut menanggapi rencana 5G di Indonesia. Senior Vice President and General Manager, Mobile, Compute, and Infrastructure Qualcomm Technologies, Alex Katouzian mengatakan pihaknya mendukung apapun frekuensi yang digunakan, mulai dari 400 Mhz hingga 39 Ghz.
Alex memahami soal frekuensi 2,3 Ghz yang tidak digunakan oleh banyak negara. Sehingga ada kekhawatiran ponsel yang dialokasikan untuk 2,3 Ghz bakalan tidak dapat digunakan di tempat lain.
"Kendati begitu dari perspektif Qualcomm, kami tidak melihat adanya halangan sama sekali. Malah 2,3 GHz sangat bagus dalam hal penetrasi, panjang gelombang dan lainnya," terang Alex saat sisi tanya jawab Snapdragon Tech Summit 2020, Rabu (12/2).
Baca juga: Pengembangan 5G Selama Pandemi Mengejutkan |
Kominfo membuka seleksi pengguna pita frekuensi radio 2,3 GHz pada rentang 2.360-2.390 MHz untuk keperluan penyelenggaraan jaringan bergerak seluler.
Seleksi penghuni baru di pita frekuensi 2,3 GHz disebut sebagai bagian Kominfo untuk mendukung transformasi digital di sektor ekonomi, sosial, dan pemerintah, karena masih terdapat blok frekuensi radio yang saat ini belum ditetapkan pengguna pita frekuensi radio.
Selain itu, lelang frekuensi 2,3 GHz ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jaringan bergerak seluler, meningkatkan kualitas layanan secara maksimal, serta mendorong akselerasi penggelaran infrastruktur TIK dengan teknologi generasi kelima (5G).
Simak Video "Pamungkas Jadi Musisi yang Paling Sering Didengarkan di Spotify"
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fay)