Perangkat Huawei menjadi salah satu tulang punggung bagi operator di Inggris. Maka ketika saat ini ada wacana untuk melarang infrastuktur telekomunikasi buatan Huawei, operator memperingatkan risikonya cukup besar.
Perwakilan Vodafone dan British Telecom kepada otoritas Science and Technology Select Committee menyatakan ada kemungkinan sinyal ponsel 'kiamat', tidak bisa diakses selama berhari-hari.
Selain itu, dikutip detikINET dari Independent, dibutuhkan sedikitnya waktu 5 tahun untuk sepenuhnya menghapus perangkat Huawei agar tidak menimbulkan gangguan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada bulan Januari, pemerintah Inggris sebenarnya mengizinkan Huawei terlibat secara terbatas dalam jaringan 5G di Inggris. Namun demikian, saat ini dilakukan evaluasi terhadap keputusan itu menyusul sanksi lanjutan dari Amerika Serikat pada Huawei.
Jika terjadi perubahan aturan, Vodafone dan BT memperingatkan kerugian bisa mencapai miliaran poundsterling dan pengguna ponsel kehilangan sinyal. Apalagi jika deadline diberlakukan dalam waktu dekat.
"Untuk jadi nol (dari perangkat Huawei-red) dalam tiga tahun artinya adalah balckout sinyal bagi pelanggan 4G dan 2G dan juga 5G di seluruh negeri," sebut Howard Watson, Chief Technology and Information Officer BT.
"Jika aturan lebih ketat, maka akan menunda peluncuran 5G kami, itu akan berdampak pada kerugian dan malah jadi fokus pada penghapusan perangkat existing," cetus Head of Network Vodafone, Andrea Dona.
Huawei sendiri menyesalkan evaluasi dari pemerintah Inggris dan menekankan mereka selalu mematuhi aturan hukum di negara itu dan ingin membantu Inggris memimpin di jaringan 5G.
"Saat ini kami bekerjasama secara dekat bersama-sama dengan para pelanggan kami mengambil langkah-langkah dalam mengatasi batasan yang diusulkan oleh Amerika Serikat, sehingga Inggris bisa menjaga posisi kepemimpinannya saat ini dalam penerapan teknologi 5G," Vice President Huawei Victor Zhang.
"Sebagaimana komitmen kami, kami masih terbuka untuk berdiskusi dengan Pemerintah Inggris," sambung sang petinggi Huawei itu.
(fyk/vmp)