Konsultan IT KPU Harry Sufehmi menceritakan kronologis kejadiannya kepada detikINET, Kamis (28/6/2018).
"Kemarin malam sekitar pukul 12 malam mendadak saya mendapat SMS otentikasi dari Telegram. SMS otentikasi ini berisi kode, yang bisa dipakai untuk login ke Telegram," kata Harry.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usaha peretasan ke akun Telegram ini tidak berhasil, berkat ia mengaktifkan fitur two-factor authentication (2FA) di Telegram.
Selain itu, Harry mengatakan ada serangan misscall yang rata-rata nomor yang melakukan misscall ini dari awalan +100, di mana angka tersebut belum diketahui merupakan kode negara mana.
"Tadi malam tiba-tiba saya dibombardir misscall dari nomor-nomor asing. Rata-rata awalan +100. Sampai hape saya panas dan tidak bisa digunakan, ada ratusan miscall per jam, tanpa jeda sama sekali," tuturnya.
Harry pun langsung memutuskan untuk mematikan SIM card miliknya dan menggunakan koneksi internet melalui WiFi untuk berkomunikasi.
Tak sampai di situ, Harry juga mengungkapkan pada hari ini, Kamis (28/6/2018) terjadi upaya serangan peretasan akun WhatsApp. Untuk mencegahnya, Harry juga melakukan cara serupa seperti di akun Telegram sebelumnya.
"Hari ini muncul serangan ke akun WhatsApp. Saya aktifkan segera fitur 2FA WhatsApp. Serangan langsung reda," ucapnya.
Kendati mendapatkan serangan bertubi-tubi, mulai dari miscall dari nomor aneh ratusan kali hingga upaya peretasan, baik Harry maupun tim IT KPU dipastikan tidak ada yang menjadi korban.
"Alhamdulillah, tidak ada tim kami yang jadi korban," pungkasnya.
(agt/ash)