Skenario Menkominfo Pasca Smartfren Matikan CDMA 1.900 MHz
Hide Ads

Skenario Menkominfo Pasca Smartfren Matikan CDMA 1.900 MHz

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Rabu, 14 Des 2016 10:52 WIB
Foto: irna/detikINET
Jakarta - Dengan resmi dihentikannya layanan seluler CDMA di 1.900 MHz oleh Smartfren, itu artinya Kementerian Komunikasi dan Informatika tak hanya siap melelang spektrum 2,1 GHz untuk seluler 3G, namun juga kanal 2,3 GHz untuk 4G.

"Migrasi ini sesuai skenario dan sesuai jadwal," ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara kepada detikINET di Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Seperti diketahui, Smartfren memang sudah lama diminta mengosongkan spektrum 1.900 MHz ketika mendapatkan kompensasi 30 MHz di pita 2,3 GHz pada akhir 2014 lalu -- tepat sebelum Tifatul Sembiring lengser dari jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika kala itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan sudah tak ada lagi penggunaan CDMA di spektrum 1.900 MHz, maka interferensi pada jaringan seluler 3G di 2,1 GHz pun diharapkan tak akan terjadi lagi di masa depan.

Itu artinya, dua kanal 3G yang tersisa di 2.1 GHz -- blok 11 dan 12-- yang berdekatan dengan 1.900 MHz, seharusnya sudah siap untuk diperebutkan oleh Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, dan Hutchison 3 Indonesia, dalam waktu dekat.

"Band ini (1.900 MHz) pasangan dari band 2,1 GHz yang akan dirilis dalam waktu dekat berbarengan dengan band 2,3 GHz," kata menteri yang akrab disapa Chief RA itu.

Lalu, kapan kiranya dua kanal yang ada di spektrum 2,1 GHz bisa dilelang? Menteri menjelaskan, untuk lelang di spektrum itu masih menunggu proses konsolidasi antara pemain Broadband Wireless Access (BWA) di 2,3 GHz terlebih dahulu.

"Pastinya kuartal pertama 2017. Waktu lebih rinci, setelah diperhitungkan penyelarasan dengan konsolidasi BWA di band 2,3 GHz, sehingga pemanfaatan frekuensi lebih optimal khususnya untuk menyelesaikan masalah kapasitas uang dialami oleh operator," pungkas Rudiantara. (rou/rou)
Berita Terkait