Munir Syahda Prabowo selaku VP Tech Relations and Special Project Smartfren menyatakan, pelanggan CDMA mereka di pulau Jawa memang masih cukup banyak. Sehingga masih akan dipertahankan, tidak seperti di Sumatera yang akan dimatikan.
"Kalau di Palembang ini mulus migrasinya ke 4G sehingga untuk apa mempertahankan CDMA. Tapi di Jawa belum, dan selama pelanggan masih ada akan kita layani," paparnya di sela uji jaringan Smartfren di Palembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, di Jawa budaya merantau tidak sekuat dan tidak sejauh jaraknya dengan di Sumatera. Sehingga orang mungkin merasa cukup untuk sekadar telepon dengan saudaranya, tidak perlu sampai video call misalnya untuk melepas rindu.
"Ada itu faktor merantau. Kalau di Sumatera banyak ibu-ibu yang sudah terbiasa video call, misalnya memakai Skype untuk menanyakan kabar karena jaraknya jauh," sebut Munir.
![]() |
Di sisi lain, Munir mengklaim kalau coverage jaringan 4G LTE Smartfren saat ini telah merata dan merambah ke sekitar 200 kota di seluruh Indonesia.
Sedangkan jumlah pelanggan 4G telah mencapai 4 juta dari total sekitar 11 juta pelanggan. Berarti, ada sekitar 7 juta pelanggan Smartfren yang masih memakai CDMA.
Smartfren pun terus berupaya agar pelanggan mereka segera migrasi ke 4G. Misalnya dengan menggratiskan handset, diskon khusus bagi pelanggan loyal, paket bundling menarik dan sebagainya.
"Pelanggan kadang masih takut tarif 4G jadi lebih mahal, padahal sama saja. Juga berpikir harus beli handset baru, padahal bisa diskon. Tapi memang banyak seperti ini terjadi di daerah rural sehingga kita perlu lebih agresif lagi," tutur Hartadi Novianto, Head of Mass Smartphone Smartfren.
Dalam menggelar jaringannya, Smartfren menggunakan dua spektrum yaitu 850 MHz dan 2.300 MHz. Di 850 MHz, Smartfren menggelar jaringan CDMA dan 4G LTE. (fyk/rou)