Telkom Lirik Perusahaan Digital di Asia Pasifik
Hide Ads

Telkom Lirik Perusahaan Digital di Asia Pasifik

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Selasa, 13 Sep 2016 08:57 WIB
Foto: dok. Telkom
Jakarta - Telkom mengaku tengah melirik perusahaan digital yang prospektif di Asia Pasifik untuk mempertahankan singgasananya di era internet saat ini.

Selain itu, BUMN telekomunikasi itu juga menyatakan keinginannya untuk bekontribusi terhadap pembentukan masyarakat digital Indonesia dengan secara konsisten membangun infrastruktur telekomunikasi hingga ke seluruh pelosok nusantara.

Hal itu ditegaskan Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dalam paparan 'Membangun Masyarakat Digital Indonesia' di event Indonesia Business Development Expo yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan ini Alex memaparkan mengenai pengalaman dan peran Telkom dalam membangun konektivitas di seluruh Indonesia. Ia menjelaskan bahwa sebagai BUMN Telkom terus memperkuat komitmen membangun kemajuan bangsa yang diwujudkan melalui digitalisasi ekosistem berbagai sektor bisnis.

Hal itu meliputi digital tourism yang merupakan solusi digital bidang pariwisata, bidang transportasi (digital transportation), bidang perbankan (digital payment) dan bidang maritim & logistik (digital seaport).

"Digitalisasi yang dikembangkan Telkom ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global," kata Alex dalam rilisnya, kemarin.

Pengembangan berbagai sektor bisnis tersebut dilakukan melalui penyediaan solusi digital ekosistem terintegrasi, layanan big data analytic, digital marketing, dan penyediaan ICT solution yang sesuai dengan value chain dari masing-masing industri.

Alex memberikan contoh TCash sebagai salah satu layanan Telkom yang dapat meningkatkan kenyamanan dalam bertransaksi.

"Telkomsel memperkenalkan gaya hidup digital ke lebih banyak lagi masyarakat, TCash sebagai layanan mobile money yang dapat meningkatkan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi sehari-hari," jelas Alex.

Seluruh layanan ini merupakan persembahan dari Telkom untuk mengembangkan dunia bisnis agar Indonesia mampu bersaing baik di kancah regional maupun global.

"Telkom berharap dapat terus membangun konektivitas untuk mendorong pengembangan bisnis di segala sektor sebagai kontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya untuk membangun masyarakat digital Indonesia," tuturnya.

Melalui pengembangan sektor digital, Telkom juga mendukung program sinergi BUMN. Berbagai kerjasama sinergi BUMN telah terjalin, seperti penyediaan e-ticketing dengan PT KAI, penyediaan e-commerce dan e-ticketing bersama Taman Wisata Candi Borobudur.

Kemudian sinergi penggelaran broadband port dengan Pelindo, pemasaran UKM dan produk retail BUMN melalui platform eCommerce blanja.com. Terakhir, mendukung rencana pembentukan perusahaan principal national payment gateway bersama Himpunan Bank Negara (HIMBARA).


Lebih lanjut Alex menjelaskan, Telkom juga memiliki keinginan untuk menjadi pusat digital. "Kita tengah lirik-lirik perusahaan digital di Asia Pasifik guna mendukung perwujudan Indonesia Digital Society," katanya.

Alex mengingatkan, proses akuisisi tidak serta-merta hanya disetujui oleh perseroan, tetapi juga harus memastikan regulasi di negara setempat dapat menyetujui akuisisi tersebut.

"Seringkali, proses akuisisi batal terjadi lantaran regulasi di negara setempat tidak menyetujui aksi korporasi tersebut. Regulasi paling enak di Indonesia. Rata-rata di luar Indonesia susah karena mereka sangat prudent dan pro dengan negaranya," jelasnya.

Ditambahkannya, secara infrastruktur perseroan tengah membangun Sistem Kabel Gateway Global Indonesia (Indonesia Global Gateway Cable System (IGG). Investasi untuk proyek ini sekitar Rp2 triliun.

Nantinya kabel laut ini akan menghubungkan Amerika Serikat (AS) dan Eropa Barat. Sejauh ini, proses penyelesaian sebagian segmen kabel telekomunikasi bawah laut yang melintasi Timur Tengah, Eropa Barat, dan AS tersebut sedang berjalan.

"Kita bikin jaringan khusus dari Batam ke Manado untuk menampung itu. Sekarang kita sudah punya alternatif lewat Jasuka, yaitu Jawa, Sumatra, dan Kalimantan," jelas dia.

Dengan total panjang kabel mencapai 42.000 kilometer, kabel yang sampai ke Eropa Barat akan tersambung ke Timur Tengah dan Indonesia, sementara kabel yang terhubung hingga ke AS melintang melewati Manado, Sulawesi Utara.

"Ini kalau terealisasi kami sudah punya point of presence di semua titik yang trafiknya cukup besar seperti London, Amerika, Timur Tengah, dan Hong Kong," pungkasnya. (rou/rou)