Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Patungan Bikin Perusahaan: XL dan Indosat Selangkah Menuju Merger?

Patungan Bikin Perusahaan: XL dan Indosat Selangkah Menuju Merger?


Achmad Rouzni Noor II - detikInet

CEO XL Dian Siswarini. Foto: Anggoro Suryo Jati
Jakarta - Dua raksasa telekomunikasi Indonesia, XL Axiata dan Indosat Ooredoo baru saja menyatukan kekuatan mereka dalam bentuk perusahaan patungan (joint venture/JV). Apakah ini pertanda bakal terjadi merger dalam waktu dekat?

Apalagi seperti diketahui, Menteri komunikasi dan Informatika Rudiantara belakangan ini memang getol mendorong operator untuk merger. Tujuannya untuk mencapai efisiensi di industri telekomunikasi.

Ketika hal itu coba dikonfirmasikan detikINET kepada para petinggi perusahaan itu, baik President Director & CEO XL Axiata Dian Siswarini serta President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli, keduanya langsung mengelak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Merger belum ada di agenda, lah," tampik Dian. "Ini JV yang dibuat dengan fokus pada perencanaan bersama dengan tujuan untuk mengeksplorasi setiap inisiatif kerja sama jaringan yang layak di masa mendatang. Termasuk, tapi tidak terbatas pada 4G," paparnya lebih lanjut.

Pun demikian dengan Alex, kerja sama seperti ini menurutnya masih jauh dari sifat merger atau penggabungan kedua perusahaan.

"Merger? Kalau merger ya nggak begini caranya. Ini kan sudah lama diomongin, kok seperti pada kaget ya. Selama ini omong mau eksplor kerja sama jaringan, eh begitu maju satu langkah pada mikir mau merger," ujarnya santai.

Menurutnya, baik Indosat maupun XL masih ingin jalan sendiri-sendiri. Namun dengan kerja sama ini, diharapkan bisa menurunkan pengeluaran terhadap operasional jaringan kedua perusahaan.

"Itu yang mau diestablished, format seperti apa yang optimum. Harus tetap bisa fleksibel dan tidak mengganggu persaingan dalam hal services," lanjut Alex.

Seperti dijelaskan olehnya, pembentukan joint venture ini salah satunya adalah untuk memperkecil operational expenditure (opex) dan capital expenditure (capex) kedua operator ini.

Sebab, 70% komponen dalam opex dan capex adalah untuk jaringan dan liaison-nya. Seperti tower, base transceiver stations (BTS), radio access network dan sebagainya.

"Dalam JV ini kami masih akan mengkolaborasi bentuk akhir kerja sama akan seperti apa. Kami akan lihat semua opsi yang ada untuk penghematan capex jaringan apakah nanti bentuknya kerja sama sharing jaringan atau apa," papar Alex.

Dia menargetkan pada tahun ini perusahaan patungan ini sudah bisa menjalankan fungsinya dan memberikan data opsi apa yang bisa mereka elaborasi bersama.

"Semakin banyak penghematan yang bisa dilakukan akan semakin baik dan kerja sama akan semakin erat. Sebab yang namanya kerja sama, bisa saja tidak langgeng ke depannya," lanjut dia.

Hal yang sama pun dikatakan oleh Dian. "Kerja sama ini memang tujuannya untuk memperbaiki cost structure," jelasnya.

Dalam usaha patungan juga akan dieksplorasi, wilayah mana saja bisa dilakukan kerja sama dalam hal jaringan ini. Bisa saja di luar Jawa dimana presensi Indosat dan XL Axiata kurang kuat.

"Bagi negara juga akan diuntungkan dengan skema kerja sama ini. Sebab kami akan impor lebih sedikit untuk keperluan jaringan. Ini bukti bahwa kami siap dan berkomitmen untuk melakukan efisiensi jaringan," kata Alex lagi.

Seperti diberitakan sebelumnya, pihak XL telah melaporkan ke otoritas pasar modal dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perihal pembentukan usaha patungan yang mereka beri nama PT One Indonesia Synergy.

Di dalam perusahaan patungan tersebut, masing-masing XL Axiata dan Indosat berbagi saham 50:50, atau masing masing mengantongi 1.251 lembar saham.

Modal dasar pembentukan anak usaha ini Rp 10 miliar, modal ditempatkan Rp 2,5 miliar dan modal disetor Rp 2,5 miliar. Sumber pendanaan berasal dari kas masing-masing XL Axiata dan Indosat.

XL dalam laporannya mengatakan, usaha patungan ini diharapkan dapat memberikan jasa konsultasi untuk kolaborasi jaringan di masa mendatang.

"Pihak-pihak yang bertransaksi masih dalam proses untuk secara bersama mengeksplorasi kemungkinan melakukan kolaborasi tersebut," demikian tulis laporan tersebut.

Dian juga menjelaskan bahwa perusahaan patungan tersebut dibuat dengan fokus pada perencanaan bersama, untuk mengeksplorasi setiap inisiatif kerja sama jaringan yang layak di masa mendatang.

Artinya, ke depan, akan banyak potensi pengembangan jaringan yang digarap bersama dua operator ini melalui usaha patungan ini.

"Termasuk juga eksplorasi kerja sama pengembangan 4G. Tapi tidak terbatas hanya pada itu. kerja sama jaringan bisa macam-macam, misal RAN sharing," pungkasnya.

Di kuartal I 2016, XL Axiata berhasil membukukan laba Rp 169 miliar berbanding terbalik dengan kerugian Rp 758 miliar di periode sama 2015.

Sementara Indosat Ooredoo di kuartal I 2016 ingin menurunkan porsi utang dalam mata dolar AS pada menjadi 20% sepanjang 2016 dari tahun lalu sekitar 24%. Di 2015, anak usaha Ooredoo ini membukukan kerugian Rp 1,31 triliun.

Namun dalam laporan terbarunya, Indosat juga mencatatkan laporan keuangan positif di kuartal I 2016 ini. Operator seluler itu mengantongi laba Rp 217,2 miliar. (rou/fyk)





Hide Ads