Area batas negara dan area tanpa sinyal (blankspot coverage) terus menjadi perhatian Telkomsel saat menambah pasokan base transceiver station (BTS) di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Menurut Direktur Sales Telkomsel Masβud Khamid, tambahan base station ini selain untuk memperkuat layanan telekomunikasi di wilayah perbatasan, juga demi mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sebagai perusahaan milik bangsa Indonesia, sudah menjadi tanggung jawab kami untuk menghadirkan layanan telekomunikasi di garis terdepan negara. Infrastruktur telekomunikasi yang berkualitas menjadi obyek vital untuk menjaga kedaulatan negara kita tercinta," ujarnya di Atambua, Kamis (5/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami membutuhkan dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait agar upaya untuk memperkuat pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan melalui kehadiran layanan telekomunikasi bisa segera terwujud," jelas Mas'ud.
Agar pelanggan dapat menikmati layanan berkualitas, Telkomsel juga terus melakukan sosialisasi melalui SMS kepada pelanggan untuk mengatur pemilihan jaringan Telkomsel secara manual.
Sementara di NTT, saat ini Telkomsel telah menggelar 33 BTS di garis terdepan perbatasan dengan Timor Leste yang melayani 30 titik pos pengamanan perbatasan yang ada di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka yang berbatasan dengan Timor Leste bagian timur, serta Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan dengan Timor Leste bagian barat.
Di samping komitmen pembangunan jaringan, Telkomsel juga melakukan aksi corporate social responsibility (CSR) bagi masyarakat di sekitar wilayah pos pengamanan perbatasan Wini dan Motaβain, berupa bantuan senilai total Rp 200 juta, masing-masing dalam bentuk tandon air di tujuh titik di Wini dan modal pembinaan usaha kecil menengah (UKM) jambu mede di Motaβain.
Dalam penyerahan bantuan ini, Mas'ud ikut didampingi oleh Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan, Mendagri Tjahjo Kumolo, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, dan Direktur Telekomunikasi Khusus Kemkominfo Ismail -- yang datang khusus untuk mewakili Menkominfo Rudiantara.
(rou/rou)