Telenor adalah penguasa 60% dari trafik mobile data di Norwegia. Aksi mendahulukan mematikan layanan 3G ketimbang 2G karena operator ini melihat perangkat yang beredar masih banyak berbasis 2G, apalagi pasar Machine to machine (M2M) didominasi layanan 2G.
Telenor sendiri nantinya mengandalkan layanan data dengan 4G dimana pada akhir 2016 diharapkan sekitar 90% populasi akan dilayani layanan data super cepat itu. Bahkan, seperti detikINET kutip Cellular News, Minggu (7/6/2015), operator ini tengah bersiap meluncurkan VoLTE dan 4G+
Β
Aksi yang dilakukan Telenor ini lumayan menarik karena terkesan melawan arus dimana operator sedang berusaha keras memindahkan pelanggan 2G ke 3G agar berikutnya pelanggan terbiasa dengan 4G dan lima tahun mendatang tak kaget dengan 5G.
Namun, jika ditelisik lebih dalam, ini adalah aksi yang lumayan cerdik dan realistis. Pasalnya, di Eropa isu network neutrality menguntungkan pemain over-the-top (OTT) karena hembusan angin condong menekan operator tak boleh membeda-bedakan perlakuan akses terhadap konten.
Di era Internet of Things (IoT) dimana banyak perangkat tersambung melalui aplikasi M2M, menjadikan operator harus pintar-pintar mengelola jaringan agar tidak terus-terusan menjadi dumb pipe alias penghantar data.
Menyadari jika aplikasi M2M banyak berbasis layanan 2G, Telenor lebih memilih mengutamakan teknologi ini ketimbang 3G. Sedangkan untuk layanan data ke pelanggan menyediakan 4G. Ini artinya, Telenor berusaha mendahului para pemain OTT agar tidak menjadi bulan-bulanan di era IoT.
(rou/rou)