Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Menkominfo Rudiantara: Tolong, Manfaatkan Saya!

Menkominfo Rudiantara: Tolong, Manfaatkan Saya!


- detikInet

Menkominfo Rudiantara (rou/detikINET)
Jakarta - Punya posisi mentereng sebagai menteri urusan ICT tak membuat Rudiantara lupa diri. Ia bahkan rela menjadi salesman dan mediator, agar jabatannya sebagai Menkominfo bisa lebih berguna bagi kepentingan industri di Tanah Air.

β€œPlease, use me. Saya ada di sini untuk Anda semua,” kata Chief RA -- panggilan Rudiantara -- di hadapan seluruh perwakilan direksi operator dan para stakeholder industri ICT di Indonesia, dalam HUT ke-3 IndoTelko Forum di Balai Kartini, Jakarta.

Dalam kesempatan ini, para operator telkomunikasi mengeluhkan masalah keterbatasan sumber daya alam frekuensi, regulasi yang belum mendukung model bisnis, hubungan dengan pemain over-the-top (OTT), hingga ide berkontribusi dalam Indonesia Broadband Plan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Komisaris Indosat ini juga menawarkan dirinya sebagai mediator bagi operator dan OTT global dalam mengatasi ruwetnya mencari skema kerjasama yang ideal agar terjadi win-win solution.

β€œUse me, use me. Kita siapkan data karena orang asing itu lebih suka bicara berdasarkan data. Mari kita temui mereka. Kalau perlu saya yang email langsung dan telepon mereka. Saya yang akan jadi salesman untuk Anda semua,” kata Rudiantara menanggapi ruwetnya operator menghadapi pemain OTT asing.

Aksi nyata yang telah ditunjukkan Menkominfo saat menghadapi OTT asing adalah saat berdiskusi langsung dengan CEO Vimeo Kerry Trainor dan CEO Path Dave Morin. Kedua OTT asing itu pun ditawari Chief RA untuk membuka kantornya di Indonesia agar bisa memberi kontribusi lebih dari sisi bisnis.

"Kita punya posisi tawar yang tinggi. Dave Morin mengakui Indonesia cukup berkontribusi. Makanya saya tawarkan, why don't you moved your office from Silicon Valley to Indonesia? Tell me what you need. I will help you, i can talk to other minister,” kata Rudiantara saat menceritakan pertemuannya dengan CEO Path.

Dalam percakapan itu, Menkominfo melakukan pendekatan dari sisi bisnis. Sebab, memindahkan kantor ke Indonesia akan berimbas cukup luas ke negara ASEAN. Kemudian, jika memang terbukti nantinya Path berkantor di Indonesia, hal ini bisa menjadi role model untuk diterapkan kepada pemain lain.

"Mereka sudah mau. 80% pangsa pasar Path berasal dari Indonesia. Saya yakinkan, bahwa kantor di Indonesia tidak hanya memberikan keuntungan bagi para pengguna Path di sini, tapi juga di beberapa negara ASEAN, khususnya Singapura dan Malaysia yang menerima Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari," paparnya lebih lanjut.

Dorong e-Commerce Lokal

Tak hanya menengahi urusan operator dengan OTT asing, Menkominfo juga berjanji akan membantu pelaku usaha di industri kreatif digital seperti e-commerce di Indonesia, dengan cara mencarikan angel investor untuk ekspansi.

β€œIndonesia punya potensi tinggi di bisnis kreatif, contohnya e-commerce. Sudah banyak pemain e-commerce kita yang mendapatkan modal dari investor asing. Saya berjanji dimana yang menjadi bagian dari area Kementerian Kominfo, akan kami mempermudah,” katanya.

Dicontohkannya, salah satu usaha yang tengah dilakukannya adalah mendekati konglomerat-konglomerat kaya di Indonesia dan memberikan pengertian tentang bisnis digital. β€œSaya berikan contoh Alibaba dan Facebook ke mereka. Saya bilang, bisnis ini menjanjikan, ketimbang taruh uang di luar, mending bantu orang-orang kreatif ini,” katanya.

Menurut Rudiantara, industri e-commerce di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Mulai dari USD 8 miliar di 2013 lalu, diyakini akan tumbuh menjadi USD 25 miliar pada tahun 2016. Bahkan ada kecenderungan bahwa satu dari dua orang di Indonesia mencoba berbelanja online.

(rou/ash)







Hide Ads