Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Bisnis Menara Makin Sehat & Ketat

Bisnis Menara Makin Sehat & Ketat


- detikInet

BTS (XL)
Jakarta -

Bisnis penyediaan menara telekomunikasi di Indonesia diyakini akan menjadi lebih sehat dan kompetitif pasca dilepasnya 3.500 menara milik XL Axiata senilai Rp 5,6 triliun ke PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

"Tender lelang yang dilakukan XL menciptakan lebih banyak pemain besar. Prinsipnya oke banget aksi korporasi itu," kata Ketua Umum Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alexander Rusli di Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Diharapkannya, pasca bertambahnya pemain besar di bisnis menara, kompetisi menjadi lebih sehat dan ketat sehingga operator bisa mendapatkan harga sewa lebih baik. "Kalau harga sewa kompetitif, kita lebih mudah ekspansi," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono mengatakan strategi operator melepas menara bagian dari membagi risiko. "Bagian yang padat modal digeser ke orang lain. Ini agar lebih efisien dan sehat industrinya," katanya.

Seperti diketahui, XL baru saja melepas 3.500 menara ke SUPR dengan nilai akuisisi Rp 5,6 triliun. XL mengikuti jejak Indosat, Hutchison 3 Indonesia, dan Bakrie Telecom. Di industri hanya Telkom yang belum melakukan monetisasi bisnis menara yang dikelola PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Telkom Arief Yahya yang ditemui belum lama ini menegaskan monetisasi akan dilakukan mengikuti praktik bisnis yang lazim di bisnis menara.

"Di bisnis menara kalau perusahaan belum independen, tak akan naik tenancy ratio. Di negara lain, jika tenancy ratio rendah, menaranya dirubuhkan. Ini masalah pilihan yang harus diambil," katanya.

Dijelaskannya, untuk membuka valuasi dari Mitratel tak bisa terpaku hanya dengan skema Intial Public Offering (IPO). "Ada opsi back door listing atau membeli saham dari perusahaan yang valuasinya rendah untuk diubah portofolionya. Semuanya sedang kita kaji. Tetapi tahun ini harus sudah ada keputusan soal Mitratel agar tak kehilangan momentum," tegasnya.

Mitratel sebenarnya telah diwacanakan untuk ditingkatkan nilainya sejak 2011. Pada 2013 diperkirakan omzet Mitratel sekitar Rp 1,98 triliun. Terakhir, Telkom menggandeng Barclays Capital untuk menggelar tender guna mencari mitra strategis bagi Mitratel.

(rou/ash)







Hide Ads