Mengenal CSIRTradar, Pemantau Kebocoran Data di Dark Web
Hide Ads

Mengenal CSIRTradar, Pemantau Kebocoran Data di Dark Web

Anggoro Suryo - detikInet
Jumat, 10 Okt 2025 12:16 WIB
CSIRTradar, platform baru bikinan Prosperita Sistem Indonesia untuk memantau kebocoran data.
Foto: Dok. Prosperita Sistem Indonesia
Jakarta -

PT Prosperita Sistem Indonesia meluncurkan CSIRTradar, platform Cyber Threat Intelligence buatan lokal yang dirancang untuk membantu tim keamanan siber (CSIRT) memantau ancaman, kebocoran data, hingga kerentanan sistem secara real-time.

Platform ini hadir di tengah meningkatnya kasus kebocoran data di Indonesia. Laporan terbaru mencatat lebih dari 56 juta data (56.128.160) milik 461 organisasi Indonesia terekspos ke Dark Web sepanjang tahun 2024. Sektor yang paling banyak terdampak adalah administrasi pemerintahan (58,34%), diikuti kategori lainnya (30,14%), keuangan (3,58%), dan TIK (2,73%).

Angka tersebut menegaskan urgensi bagi organisasi di Indonesia untuk memperkuat sistem deteksi dan respons terhadap ancaman siber yang makin kompleks.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"CSIRTradar hadir untuk mengisi kebutuhan krusial di ekosistem keamanan siber Indonesia. Kami ingin mengubah cara organisasi menghadapi ancaman, dari reaktif menjadi preventif," ujar Yudhi Kukuh, Founder CSIRTradar, dalam keterangan resmi yang diterima detikINET, Jumat (10/10/2025).

ADVERTISEMENT

CSIRTradar hadir dengan dua kemampuan utama: Dark Web Monitoring dan Vulnerability Alert. Keduanya dikemas dalam satu platform berbasis langganan yang menyajikan pemantauan otomatis dan laporan yang bisa langsung ditindaklanjuti oleh tim keamanan siber korporasi.

Pada sisi Dark Web Monitoring, CSIRTradar mengoperasikan sistem 'radar' yang secara terus-menerus memindai Dark Web untuk mencari jejak informasi sensitif seperti kredensial login, data pribadi, domain perusahaan, atau kekayaan intelektual yang mungkin bocor.

Platform ini juga menelusuri infostealer log (data hasil curian malware), kebocoran kredensial email, catatan company breach, serta aktivitas di forum dan pasar gelap daring. Semua hasil pemantauan disajikan sebagai peringatan dini agar organisasi dapat mengambil langkah mitigasi sebelum data disalahgunakan.

Sementara pada fitur Vulnerability Alert, sistem akan memberi notifikasi otomatis ketika ditemukan celah keamanan baru pada software atau infrastruktur yang digunakan oleh perusahaan.

Fitur ini menggabungkan dua basis data besar, yakni CVE (Common Vulnerabilities and Exposures) dan OSV (Open Source Vulnerabilities), untuk mengidentifikasi kerentanan dan memprioritaskan tindak lanjut berdasarkan tingkat keparahan (CVSS Score) dan vendor produk terkait.

"Kami tidak hanya menampilkan daftar kerentanan, tapi juga menyertakan rekomendasi mitigasi yang bisa langsung diambil oleh tim keamanan. Tujuannya agar perusahaan bisa bertindak cepat sebelum celah tersebut dieksploitasi," tambahnya.

CSIRTradar menyediakan notifikasi real-time melalui email dan webhook integration, sehingga tim keamanan bisa langsung mendapat peringatan begitu sistem mendeteksi potensi ancaman.

Platform ini juga memiliki konsol web yang menampilkan laporan lengkap, mulai dari kredensial yang bocor, URL dan protokol sumber, tipe malware, waktu kebocoran, hingga rekomendasi teknis.

"Dengan fitur Dark Web Monitoring dan Vulnerability Alert, organisasi di Indonesia kini bisa memiliki kontrol lebih besar atas aset digital dan informasi penting mereka. Ini bukan hanya soal mendeteksi ancaman, tapi memastikan perlindungan menyeluruh terhadap sistem internal dan reputasi perusahaan," tutup Yudhi.




(asj/fay)
Berita Terkait