Pemerintah AS Buru Penyebar Ransomware, Siapkan Hadiah Rp 149 Miliar
Hide Ads

Pemerintah AS Buru Penyebar Ransomware, Siapkan Hadiah Rp 149 Miliar

Anggoro Suryo - detikInet
Jumat, 23 Jun 2023 12:50 WIB
Dunia internet tengah dihebohkan dengan kemunculan Bjorka, hacker yang diduga meretas situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Cek informasinya.
Foto: BBC Magazine
Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat menyiapkan hadiah sebesar USD 10 juta atau sekitar Rp 149 miliar untuk program "Rewards for Justice" yang mereka gelar.

Dalam program ini mereka mencari orang yang bisa memberikan informasi, identitas, dan sejenisnya dari individu yang terlibat dalam kejahatan yang mewakili pemerintahan asing.

Termasuk di dalamnya adalah pelaku berbagai serangan siber yang dilakukan terhadap berbagai badan pemerintah AS dan infrastruktur penting mereka, yang melanggar aturan Computer Fraud and Abuse Act. Pelaku serangan ini dipercaya juga ada di balik serangan ransomware Clop.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ransomware Clop ini beraksi selama beberapa bulan ke belakang, memanfaatkan celah keamanan CVE-2023-34362 yang mengeksploitasi celah injeksi SQL dan menggunakan aplikasi file transfer Moveit.

Clop ini mulai mengeksploitasi Moveit pada 27 Mei, tepat pada hari libur US Memorial Day. Dalam aksinya itu Clop disebut mencuri data dari ratusan perusahaan swasta. Lalu Clop juga kemudian dipakai untuk menjebol sejumlah badan federal di AS.

ADVERTISEMENT

Nah, atas aksinya inilah pemerintah AS kemudian menawarkan USD 10 juta untuk siapa pun yang bisa memberikan informasi terkait pelaku kejahatan siber tersebut, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Kamis (22/6/2023).

Informasi ini bisa diserahkan lewat beberapa cara, misalnya aplikasi pengiriman pesan Signal, WhatsApp, Telegram, ataupun lewat tautan terenkripsi yang disimpan di darkweb Tor.

Sementara itu aksi Clop kini pun sudah masuk ke tahap pemerasan. Dilansir Bleeping Computer, geng Clop tersebut sudah mulai memeras para korban ransomwarenya. Mereka mendata perusahaan yang menjadi korban dalam sebuah situs di Tor. Ancamannya adalah membocorkan data curian jika uang tebusan tak dibayarnya.

Hanya saja Clop mengaku kalau motivasi mereka menyebar ransomware tersebut bersifat finansial, tanpa ada motif politik. Bahkan, dalam pengakuannya, jika ransomware tersebut sampai menyerang situs pemerintah dan datanya bisa dicuri, Clop mengaku akan menghapus semua data yang dicurinya itu.




(asj/asj)