Sistem Rapid Security Response dipamerkan Apple saat WWDC 2022 lalu, dan kini akhirnya pertama digunakan untuk merilis tambalan celah keamanan di iOS dan iPadOS.
Sistem Rapid Security Response dirilis untuk mempermudah Apple menambal celah keamanan yang ada di iOS dan iPadOS. Sistem ini berbeda dengan pembaruan OS yang pada umumnya berukuran besar dan pasti membutuhkan reboot perangkat saat proses instalasi.
Sementara di sistem ini, ukuran pembaruannya terbilang kecil (versi pertamanya hanya berukuran 85 MB) dan jarang membutuhkan reboot. Pengguna juga bisa memilih untuk tak menginstal pembaruan lewat Rapid Security Response ini, dan mereka juga bisa memilih untuk menghapusnya jika ternyata menimbulkan masalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dijajal oleh detikINET, pembaruan Rapid Security Response ini mengubah versi OS dari iOS 16.4 menjadi 16.4.1(a). Proses instalasi jauh lebih cepat ketimbang update OS biasa, namun tetap membutuhkan reboot saat proses instalasinya.
Dilansir The Verge, Selasa (2/5/2023), pada awalnya pembaruan Rapid Security Response ini sempat mengalami masalah. Yaitu munculnya pesan "Unable to Verify Security Response". Namun masalah itu tak berlangsung lama, dan kini sudah tidak terjadi lagi.
Selain untuk iOS, Rapid Security Response pertama ini juga tersedia untuk iPadOS 16.4.1 dan macOS 13.3.1.
Keuntungan Rapid Security Response dibanding pembaruan OS biasa adalah Apple bisa memberikan pembaruan ini lebih cepat. Jadi secara teori, sistem baru ini cocok untuk menambal celah keamanan zero day yang berbahaya, karena bisa langsung dipakai untuk menyerang perangkat tertentu.
Sebagai informasi, pembaruan untuk menambal celah keamanan yang sebelumnya pernah dirilis Apple salah satunya ada pada iOS 15.6.1 dan belum menggunakan Rapid Security Response. Saat itu, file pembaruannya berukuran lebih besar, mencapai 200an MB.
(asj/rns)