4. Antara kejar Bjorka atau atasi kebocoran data
Aparat saat ini sedang mengejar hacker Bjorka terkait kebocoran data registrasi SIM Card yang konon berjumlah 1,3 miliar. Akan tetapi, pakar keamanan siber Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan mengejar Bjorka saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah.
Mencegah kebocoran data adalah hal penting selain mengejar Bjorka. Sekarang saja, operator, Kominfo dan Dukcapil saling lempar soal siapa yang kebobolan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai perlu dilakukan audit bagaimana pengelolaan data dilakukan di instansi yang mengalami kebocoran data ini. Hal ini yang harus dijelaskan oleh pemerintah. Yang terpenting adalah menerapkan pencegahan agar tidak terulang di masa depan.
"Daripada menghabiskan energi mengejar Bjorka yang notabene tidak menyelesaikan persoalan yang sebenarnya," sebutnya menyinggung pengejaran hacker Bjorka.
5. Bjorka digugat ke pengadilan
Dalam kasus kebocoran data di Indonesia oleh hacker Bjorka, masyarakat sejatinya adalah korban. Oleh karena itu, Lembaga Bantuan Hukum Digital Informasi Teknologi (LBH Digitek) akan menggugat hacker Bjorka ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Gugatan terhadap Bjorka ini untuk mempertanggungjawabkan kebocoran data yang dilakukannya selama ini.
Saat ini, LBH Digitek tengah mempersiapkan gugatan secara online di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kepada Bjorka karena telah melakukan penyebaran tanpa izin dan/atau kebocoran data pribadi para pengguna layanan telekomunikasi di Indonesia.
Mereka juga menilai melihat belum ada aksi serius dari pemerintah untuk mengatasi kebocoran data pribadi masyarakat, padahal pemerintah mempunyai perangkat sendiri yang wajib mereka optimalkan.
Untuk hal tersebut, LBH Digitek telah membuka pengaduan masyarakat yang merasa data pribadi telekomunikasinya telah dibocorkan melalui situs resmi miliknya.
Baca juga: Hacker Bjorka Akan Digugat ke Pengadilan! |