Hacker Bjorka melakukan transaksi Bitcoin dengan pemuda Madiun. Itu bisa jadi celah untuk melacaknya, asalkan dilakukan dengan tepat.
CEO Digital Forensic Indonesia, Ruby Alamsyah mengatakan Bitcoin itu terkesan tidak terlacak karena bukan sistem keuangan pada umumnya. Namun sebenarnya bisa saja melacak transaksi melalui Bitcoin.
"Bitcoin sebenarnya lebih jelas, kita bisa melacak transaksi apa, dari mana, kapan. Tapi memang baru sampai situ, belum bisa secara langsung sampai ke pengguna aslinya," kata Ruby kepada detikINET, Senin (19/9/2022)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan Bitcoin wallet, ada banyak cara agar penggunanya anonimus. Jika demikian, akan sulit melacak sampai ke pengguna aslinya.
Namun, provider mata uang kripto besar seperti Indodax atau Binance menerapkan aturan know your costumer dengan ketat. Sehingga pemilik Bitcoin ada datanya di mereka.
Baca juga: UU ITE VS Kasus Hacker Bjorka |
"Kalau saya pakai Bitcoin dari Indodax atau Binance, itu saya bisa dilacak. Tapi bergantung provider kriptonya, belum semua provider menerapkan know your costumer yang tinggi," ujarnya.
Sebelumnya, Muhammad Agung Hidayatullah alias MAH, warga Desa Banjarsari Kulo, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, blak-blakan usai diamankan pihak kepolisian pada Rabu (14/9) pukul 18.30 WIB. Dia mengaku membantu hacker Bjorka.
MAH mengaku telah menjual channel Telegram pribadinya ke admin Bjorka. Channel yang dijual bernama @Bjorkanism seharga USD 100 dalam bentuk Bitcoin.
MAH mengungkap alasan kenapa dirinya menjual channel Telegram @Bjorkanism kepada Bjorka. Tidak lain karena ekonomi, dia ingin membantu orang tuanya yang terhimpit masalah ekonomi.
MAH meminta maaf atas perbuatannya telah menjual channel Telegram ke admin Bjorka. MAH mengaku, awalnya hanya iseng bermain media sosial.
(fay/fyk)