Kisah Aneh Hacker Remaja Penakluk WannaCry Malah Dibui
Hide Ads

Kisah Aneh Hacker Remaja Penakluk WannaCry Malah Dibui

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 14 Sep 2022 10:20 WIB
Marcus Hutchins
Marcus Hutchins, hacker penakluk WannaCry. Foto: Independent
Jakarta -

Pada pertengahan tahun 2017, merebak ransomware bernama WannaCry yang menghebohkan dan sangat merugikan. Para korban termasuk di Indonesia diperas oleh hacker, jika ingin sistemnya pulih. Beruntung, ada hacker remaja yang satu ini.

Namanya Marcus Hutchins asal Inggris, yang ketika itu baru berusia 22 tahun. Awalnya dia menganalisis sampel WannaCry dan menemukan kalau ransomeware itu terhubung dengan alamat web yang tak terdaftar. Ia lalu mendaftarkan domain itu, sesuatu yang biasa dilakukannya untuk menyelidiki ancaman siber.

Aksi itulah yang ternyata menjadi cara jitu menghentikan ulah WannaCry. Sang ransomware mendadak menjadi non aktif begitu mengenali domain sudah terdaftar. Maka infeksi WannaCry pun sangat jauh melambat setelah sempat menginfeksi sekitar 200 ribu komputer di 150 negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku keluar untuk makan siang bersama temanku dan kembali di sore hari ketika melihat banyak artikel mengenai rumah sakit di Inggris kena serangan. Aku pun menemukan sampel malware itu dan melihatnya terkoneksi pada domain yang spesifik, yang tak terdaftar," kisahnya yang kemudian mendafatarkan domain itu.

"Aku sebenarnya tak tahu apa yang kulakukan saat itu, bahwa mendaftarkan domain ternyata bisa menghentikan malware itu. Jadi dalam CV-ku nanti aku hanya bisa menulis pernah secara tak sengaja menghentikan serangan siber internasional," canda Marcus Hutchins.

ADVERTISEMENT

Waktu itu Marcus tinggal di rumah keluarganya, di sebuah kamar tidur kecil merangkap tempat kerjanya di selatan Inggris. Dia bekerja jarak jauh untuk perusahaan keamanan asal Amerika Serikat, Kryptos Logic.

Marcus Hutchins pun dielu-elukan dan dianggap pahlawan. Tapi hal itu tak berlangsung lama. Pada Agustus 2017, dia ditangkap saat sedang berada di Amerika Serikat. Tak tanggung-tanggung, waktu itu dia dikatakan terancam hukuman 40 tahun penjara!

Halaman selanjutnya, hukuman buat Marcus Hutchins>>>

Itu dengan asumsi dia dinyatakan bersalah atas semua tuduhan. Marcus yang dibekuk di Las Vegas oleh FBI menghadapi 6 dakwaan membantu membuat dan menyebarkan malware bernama Kronos yang beredar tahun 2014 sampai 2015.

Dia diduga bekerjasama dengan satu tersangka lain yang tak disebut identitasnya. Malware Kronos itu dijual online senilai USD 2.000 yang gunanya membobol data keuangan seperti kartu kredit.

Setelah lama bungkam, Marcus akhirnya mengakui perbuatannya. "Saya mengaku bersalah atas dua tuntutan menulis malware dalam tahun-tahun awal karir saya di dunia sekuriti. Saya menyesali aksi tersebut dan menerima tanggung jawab penuh atas kesalahan saya," sebut Marcus.

Beruntung, Hakim Joseph Peter Stadtmuller yang menangani kasusnya mengakui 'kepahlawanan' Marcus. WannaCry yang ia jinakkan jauh lebih merusak dibanding malware yang ia buat. Selain itu, Marcus diyakini sudah menjadi hacker yang baik.

Marcus pun diputuskan sudah menjalani masa hukuman selama di Las Vegas dan bisa bebas dengan setahun pengawasan. Marcus yang sudah pasrah tak dapat menutupi rasa senangnya dan berterima kasih pada semua yang mendukungnya.

"Sangat bersyukur dengan pemahaman hakim, juga semua surat yang kalian kirimkan dan setiap orang yang membantuku dalam 2 tahun terakhir baik secara finansial maupun emosional," cetus Marcus. Saat ini, Marcus sudah berada di Inggris dan kemungkinan masih bekerja di Kryptos Logic.

Halaman 2 dari 2
(fyk/fay)
Berita Terkait