Pemerintah AS, dalam hal ini Treasury Department, menyebut grup hacker tersebut berada di balik serangan ransomware WannaCry, peretasan Sony Pictures Entertainment, dan pencurian jutaan dolar dari Bank Sentral Bangladesh dan percobaan sejenis di sejumlah bank lain di seluruh dunia.
Ketiga grup hacker itu adalah Lazarus Group, Bluenoroff, dan Andariel, yang ketiganya diduga sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah Korea Utara. Setidaknya itulah yang dipercaya oleh Treasury Department, demikian dikutip detikINET dari Cnet, Senin (16/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah langkah terbaru dari pemerintah AS atas serangan cyber yang dulu sempat bikin heboh itu, utamanya WannaCry dan peretasan jaringan komputer milik Sony. Sebelumnya Departemen Hukum AS pun sudah menjatuhkan hukuman kepada seorang programer komputer asal Korut dengan tudingan yang sama.
Terkait WannaCry, sebelumnya ada juga pakar sekuriti asal Inggris bernama Marcus Hutchins yang ditangkap terkait ransomware itu. Padahal Hutchins adalah orang yang berjasa menghentikan penyebaran ransomware tersebut.
Baca juga: 'Rambo' Jadi Korban Serangan Hacker Sony |
Hutchins sempat dipuji-puji karena bisa menghentikan penyebaran WannaCry. Namun kemudian ia ditangkap atas tudingan yang sebaliknya, yaitu melakukan kejahatan terkait pembuatan program malware UPAS Kit dan Kronos yang membantu mencuri informasi perbankan.
Namun Hutchins akhirnya dibebaskan karena hakim di pengadilannya mengakui kepahlawanan Hutchins. Yaitu WannaCry yang berhasil ia jinakkan jauh lebih merusak dibanding malware yang dibuatnya. Alhasil ia pun terbebas dari hukuman penjara.
(asj/fay)