Kacaunya Kasus Scammer dari India, Termasuk Terparah di Dunia

Kacaunya Kasus Scammer dari India, Termasuk Terparah di Dunia

ADVERTISEMENT

Kacaunya Kasus Scammer dari India, Termasuk Terparah di Dunia

Aisyah Kamaliah - detikInet
Sabtu, 30 Jul 2022 14:27 WIB
Kolkata, India, January 10, 2021: View of busy Howrah station with traffic jam and view of hand drawn cart with railway freight at Kolkata India
Kacaunya Kasus Scammer dari India, Termasuk yang Paling Parah di Dunia. Foto: Getty Images/Roop_Dey
Jakarta -

Spam dan scam call dari India ternyata termasuk yang paling parah di dunia. Bahkan di tahun 2021, menempati urutan top 5 untuk urusan telepon spam. Hal ini terungkap dari hasil laporan TrueCaller.

Menurut 'Global Spam Report 2021' Truecaller, India meningkat dari posisi ke-9 menjadi posisi ke-4. Data menyebutkan bahwa lebih dari 202 juta telepon spam terjadi di India, yang mana disederhanakan lebih dari 27 ribu telepon spam terjadi setiap jamnya.

Untuk urusan scam, sudah cukup terkenal bahwa banyak scammer dari India. Bahkan mereka memiliki 'call center' tersendiri. Lebih parahnya lagi, prevalensi panggilan penipuan di India meningkat, dari 23% pada 2018 menjadi 31% pada 2021.

Mengutip Borgen Project, Survei Microsoft 2021 menemukan bahwa India dianggap 'sebagai pusat call center (scam) yang digunakan untuk tujuan kriminal'. Call center itu kebanyakan menipu banyak negara seperti Amerika Serikat dan Kanada. Bahkan ada dari negaranya sendiri. Survei yang dilakukan di 16 negara dengan 16.254 responden pengguna internet dewasa menemukan bahwa 7 dari 10 orang India pernah mengalami penipuan.

Siapa target scammer India?

Untuk di negara seperti Amerika Serikat, target yang mereka cari adalah para orangtua yang kurang melek gadget. Para penipu mengaku orang penting atau bahkan dari pemerintahan sehingga ancaman mereka membuat para orangtua itu takut. Alhasil, banyak uang -- atau malah seluruh uang pensiun mereka dibabat habis tak bersisa.

Namun, dibandingkan dengan bagian dunia lainnya, scammer paling banyak menargetkan penduduk di India itu sendiri. Dari survei Microsoft 2021 yang sama tertulis bahwa sebanyak '47% [konsumen India] berpikir bahwa sangat atau agak mungkin bahwa perusahaan akan menghubungi mereka melalui panggilan, pop-up, pesan teks, iklan, atau email yang tidak diminta'. Jumlah tersebut meningkat 15% dari tahun 2018.

Milenial di India (berusia 24-37 tahun) adalah yang paling berisiko menjadi korban penipuan pada tahun 2021, yang mengakibatkan 58% target kehilangan uang melalui penipuan. Sekitar 73% pria cenderung kehilangan uang saat berinteraksi dengan scammers, sementara wanita memiliki persentase 27%.

Menteri Tenaga Kerja di India, Santosh Gangwar, mengatakan bahwa India sudah melakukan beberapa langkah dan berdedikasi untuk mengurangi tingkat pengangguran kaum muda di India. Dengan begitu, para remaja di India tidak lagi tergoda untuk terjerumus masuk ke dalam lingkaran scammer. Peningkatan patroli untuk mencegah tindakan scam yang terstruktur pun juga digencarkan oleh pihak berwajib.



Simak Video "Jokowi Resmikan Sistem Penyediaan Air Minum Regional Durolis, Riau"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/ask)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT