Ditangkapnya geng hacker REvil di Rusia pada pertengahan Januari lalu membuat para dedemit maya ketar-ketir.
Pada 14 Januari lalu, Federal Security Service (FSB) Rusia mengklaim sudah menggerebek dan menangkap sejumlah personil geng ransomware REvil. Sebelumnya, Europol pun menangkap personil geng yang sama di perbatasan Polandia dan Ukraina.
Menurut analisis percakapan di forum Dark Web yang dilakukan oleh peneleiti keamanan di Trustwave SpiderLabs, penangkapan tersebut membuat para penjahat siber ketakutan, karena takut mereka juga akan ditangkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah perubahan besar. Saya tidak mau dipenjara," tulis seorang anggota forum tersebut, demikian dikutip detikINET dari Zdnet, Senin (24/1/2022).
"Faktanya, satu hal sudah jelas, siapa pun yang berharap kalau negara akan melindungi mereka dipastikan akan kecewa," tulis anggota lain.
Bahkan admin forum tersebut pun ikut ketar-ketir karena mereka memegang informasi terkait anggota forum tersebut. Sehingga mereka takut ikut ditangkap jika tidak mau membuka informasi tersebut.
Ada juga yang berpikiran untuk meninggalkan Rusia dan beroperasi di negara lain, karena Rusia sebelumnya dianggap sebagai 'surga' bagi para hacker tidak terjangkau penegak hukum. Namun langkah ini sepertinya tak realistis bagi banyak hacker.
"Masih penjahat siber musiman yang menganggap kalau mereka pindah dari Rusia, risiko tertangkap oleh badan penegak hukum internasional malah menjadi lebih besar," ujar Ziv Mador, VP security research di Trustwave SpiderLabs.
Sejumlah hacker juga menyalahkan REvil yang berlebihan dalam melakukan serangannya. REvil, menurut mereka, masuk dalam radar penegak hukum karena menyerang target-target high profile di Amerika Serikat.
"Sangat penting untuk berpikir sebelum memanjat dan mengenkripsi perusahaan multi miliar dolar, sekolah, dan badan negara. Dengan siapa yang mereka berani lawan," tulis seorang anggota forum.
"Mereka (REvil) menyerang ke mana saja tanpa batas dan mengeri negara mana (yang diserang)," tulis anggota lain.
"Beberapa penjahat siber menganggap REvil terlalu memamerkan kemampuannya dengan menarik perhatian penegak hukum dan kekuatan politis. Aktivitas semacam ini membuat mereka tak mendapat simpati dari anggota forum," tulis Mador.
(asj/asj)