5 Kasus Kebocoran Data Kelas Kakap di Indonesia
Hide Ads

5 Kasus Kebocoran Data Kelas Kakap di Indonesia

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 28 Jul 2021 18:30 WIB
kejahatan cyber
5 Kasus Kebocoran Data Kelas Kakap di Indonesia. Foto: Internet
Jakarta -

Kasus dugaan kebocoran data 2 juta pengguna BRI Life ramai dibicarakan. Sebelum itu, ada banyak kasus kebocoran data kelas kakap di Indonesia.

Seperti diketahui, kebocoran data penduduk bisa dimanfaatkan untuk melakukan tindak kejahatan. Contohnya penjualan foto selfie orang dengan KTP saja masih jadi isu serius karena banyak yang tiba-tiba kena sasaran pinjol ilegal karena penyamaran identitas.

Dirangkum detikINET, ini adalah beberapa kasus kebocoran data paling mengerikan yang pernah terjadi di Indonesia:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kasus kebocoran 230 ribu data pasien COVID-19

Pada 20 Mei 2020, diduga terjadi pencurian data warga Indonesia terkait COVID-19 yang dicuri oleh peretas. Data ini diduga dijual di forum dark web RapidForums.

Beberapa indormasi tersebut adalah nama, status kewarganegaraan, tangga;l lahir, umur, nomor telepon sampai alamat rumah dan Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Detail hasil tes corona-nya juga tercantum dari gejala, tanggal pemeriksaan dan tanggal mulai sakit.

ADVERTISEMENT

2. Kasus kebocoran data BPJS

Yang sempat heboh lainnya adalah data 279 juta penduduk Indonesia bocor dan diperjualbelikan di internet. Pihak BPJS yang dituduh menjadi sumber kebocoran mengaku masih menelusuri laporan terkait tudingan itu, sementara pakar keamanan siber yakin sumbernya berasal dari BPJS. Ini diketahui setelah dilakukan penelitian terhadap 1 juta sampel.

"Kalau data 1 juta (sampel) itu tidak terkait data kesehatan. Jadi ini tidak ada riwayat pasien di sana," kata pakar keamanan dari Vaksincom Alfons Tanujaya, dihubungi detikINET, Jumat (21/5/2021).

Namun dikatakan Alfons, data BPJS bocor ini ada potensi bahayanya untuk masyarakat umum. Yang riskan adalah data kependudukan seperti nama lengkap, tanggal lahir, NIK, email, dan nomor ponsel. Data ini bisa dieksploitasi untuk sejumlah modus kejahatan online.

3. Kasus kebocoran 2 juta data pengguna BRI Life

Sebanyak 2 juta data pengguna BRI Life, perusahaan asuransi milik BRI, diduga bocor dan diperjualbelikan di internet oleh hacker. Mengutip Reuters, perusahaan keamanan cyber Hudson Rock menyatakan bahwa mereka menemukan bukti beberapa komputer milik karyawan BRI Life telah menjadi sarana hacker dalam melakukan aksi penggondolan data ini.

Sementara itu, CEO BRI Life Iwan Pasila mengaku sedang memeriksa kasus ini dengan tim dan akan segera memberikan perkembangan ketika investigasi sudah selesai dijalankan.

4. Kebocoran data 13 juta akun Bukalapak

13 juta akun Bukalapak diduga diperjualbelikan lagi pada 5 Mei 2020 di forum hacker RaidForums. Akan tetapi, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menegaskan tidak ada data baru pengguna yang bocor.

Yang diduga bocor adalah email, nama pengguna, password, salt, last login, email Facebook, alamat pengguna, tanggal ulang tahun dan pastinya nomor telepon. Menurut Rachmat, 13 juta data akun yang bocor itu adalah data yang sama yang pernah dijual oleh peretas asal Pakistan Gnosticplayers.

5. Kebocoran data 91 juta akun Tokopedia

Tokopedia juga kena sasaran peretasan. Diperkirakan ada 91 juta akun dan 7 juta akun merchant yang dibocorkan dan dijual.

Pelaku menjual data itu di dark web berupa user ID, email, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor telepon, dan password yang masih ter-hash (tersandi).