Kasus dugaan kebocoran data 2 juta pengguna BRI Life ramai dibicarakan. Sebelum itu, ada banyak kasus kebocoran data kelas kakap di Indonesia.
Seperti diketahui, kebocoran data penduduk bisa dimanfaatkan untuk melakukan tindak kejahatan. Contohnya penjualan foto selfie orang dengan KTP saja masih jadi isu serius karena banyak yang tiba-tiba kena sasaran pinjol ilegal karena penyamaran identitas.
Dirangkum detikINET, ini adalah beberapa kasus kebocoran data paling mengerikan yang pernah terjadi di Indonesia:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kasus kebocoran 230 ribu data pasien COVID-19
Pada 20 Mei 2020, diduga terjadi pencurian data warga Indonesia terkait COVID-19 yang dicuri oleh peretas. Data ini diduga dijual di forum dark web RapidForums.
Beberapa indormasi tersebut adalah nama, status kewarganegaraan, tangga;l lahir, umur, nomor telepon sampai alamat rumah dan Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Detail hasil tes corona-nya juga tercantum dari gejala, tanggal pemeriksaan dan tanggal mulai sakit.
2. Kasus kebocoran data BPJS
Yang sempat heboh lainnya adalah data 279 juta penduduk Indonesia bocor dan diperjualbelikan di internet. Pihak BPJS yang dituduh menjadi sumber kebocoran mengaku masih menelusuri laporan terkait tudingan itu, sementara pakar keamanan siber yakin sumbernya berasal dari BPJS. Ini diketahui setelah dilakukan penelitian terhadap 1 juta sampel.
"Kalau data 1 juta (sampel) itu tidak terkait data kesehatan. Jadi ini tidak ada riwayat pasien di sana," kata pakar keamanan dari Vaksincom Alfons Tanujaya, dihubungi detikINET, Jumat (21/5/2021).
Namun dikatakan Alfons, data BPJS bocor ini ada potensi bahayanya untuk masyarakat umum. Yang riskan adalah data kependudukan seperti nama lengkap, tanggal lahir, NIK, email, dan nomor ponsel. Data ini bisa dieksploitasi untuk sejumlah modus kejahatan online.