Sebanyak 2 juta data pengguna BRI Life, perusahaan asuransi milik BRI, disebut bocor dan diperjualbelikan di internet oleh hacker yang belum teridentifikasi.
"Kebocoran besar, pelaku menjual data sensitif dari BRI Life, perusahaan asuransi Bank Rakyat Indonesia. Dalam video, mereka mendemonstrasikan data besar yang mampu mereka dapatkan," sebut akun Twitter @UnderTheBreach.
Tak hanya 2 juta data klien BRI Life terdampak, berikut pula 463 ribu dokumen. Data-data tersebut dilaporkan dijual di dark web dengan harga permintaan USD 7.000 atau di kisaran Rp 101 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komputer Karyawan
Akun lain yang mengabarkan kebocoran tersebut adalah dari perusahaan keamanan cyber @HRock. Disebutkan bahwa kemungkinan komputer karyawan BRI Life yang menjadi sarana bagi hacker untuk menggondol data.
"Kami mengidentifikasi beberapa komputer karyawan BRI Life dan Bank Rakyat Indonesia yang mungkin membantu hacker mendapatkan akses awal pada perusahaan ini," klaim mereka.
Data yang diangkut disebutkan termasuk kartu identifikasi, foto buku rekening, akte kelahiran, data terkait kesehatan dan lain sebagainya. Ditampilkan pula beberapa contoh dokumen yang bocor seperti KTP dan dokumen pemeriksaan kesehatan.
BRI Life Investigasi
Mendapati kabar kebocoran data, pihak BRI Life pun langsung bereaksi. Mereka mengaku sedang menginvestigasi kasus ini.
"Kami sedang memeriksa dengan tim dan akan menyediakan update segera pada saat investigasi sudah selesai," kata CEO BRI Life, Iwan Pasila seperti dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (27/7/2021).
Sementara dalam keterangan resminya BRI Life mengaku telah menggandeng tim independent yang memiliki spesialisasi di bidang cyber security. Keduanya akan melakukan penelusuran jejak digital dalam rangka investigasi dan melakukan hal-hal yang diperlukan guna meningkatkan perlindungan data pemegang polis BRI Life.
Simak Video "Video BRI Diduga Jadi Korban Ransomware: Kami Pastikan Data Nasabah Aman"
[Gambas:Video 20detik]