Negara Timur Tengah, Oman telah memblokir aplikasi audio Clubhouse karena tidak memiliki izin dari pemerintah untuk beroperasi di negara tersebut. Pemblokiran ini pun dipandang banyak aktivis sebagai cara pemerintah untuk membungkam kebebasan masyarakat dalam mengekspresikan pendapat.
Melansir dari Engadget, Senin (15/3/2021) menurut laporan dari situs berita WAF Otoritas Pengaturan Telekomunikasi Oman mengatakan bahwa sebuah aplikasi komunikasi yang beroperasi di Oman haru mendapatkan izin dari otoritas tersebut.
"Melarang penggunaan beberapa aplikasi VoIP terenkripsi tanpa lisensi resmi." tulis laporan dari WAF.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asosiasi Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa pemerintahan Oman mencontoh pemerintahan otoriter China sebagai panutan dan melarang aplikasi Clubhouse yang dipakai masyarakat untuk mengekspresikan pendapat mereka secara bebas tanpa sensor dari pemerintah.
Melansir dari Reuters, China telah memblokir akses Clubhouse pada bulan Februari lalu. Clubhouse sendiri pertama kali diluncurkan pada awal 2020.
Aplikasi yang berbasis di San Fransisco, AS ini mengalami peningkatan jumlah pengguna setelah CEO Tesla Elon Musk dan CEO Robinhood Vlad Tenev mengadakan diskusi di Clubhouse.
Clubhouse juga populer di negara-negara Arab di mana medianya dikontrol langsung oleh pemerintah dan komentator-komentator berisiko dipenjara karena penyampaiannya yang dinilai kritis.
Clubhouse yang saat ini hanya tersedia di iOS juga tengah menghadapi kritikan di berbagai tempat karena adanya laporan misogini, anti-semitisme, dan misinformasi terkait COVID-19 yang berada di platformnya.
Dijelaskan juga bahwa Clubhouse memiliki kebijakan dan aturan yang melarang rasisme, ujaran kebencian, pelecehan dan informasi palsu.
Aplikasi tersebut mengatakan saat ini sedang berinvestasi untuk mengembangkan sebuah alat yang dapat mendeteksi dan mencegah penyalahgunaan. Dan juga fitur lain di mana moderator dapat menetapkan aturan untuk room obrolan mereka, untuk memoderasi sebuah percakapan.
(jsn/fay)