Jangan Sembarangan Simpan Hal Pribadi di HP, Ini Bahayanya
Hide Ads

Jangan Sembarangan Simpan Hal Pribadi di HP, Ini Bahayanya

Tim - detikInet
Senin, 07 Des 2020 16:00 WIB
Ilustrasi pengguna smartphone
Memakai HP. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Menyimpan informasi sensitif yang bersifat data pribadi di HP, baik terkait keluarga, pasangan, diri sendiri atau pekerjaan, merupakan sesuatu yang berisiko cukup tinggi. Pasalnya, data semacam itu berpotensi bocor dalam berbagai macam cara.

Memang semakin banyak orang menyimpan informasi sensitif di ponsel termasuk foto, pesan, password atau file tertentu. Survei yang pernah digelar oleh vendor keamanan Kaspersky mengungkap 87% responden menyimpan informasi vital mereka di HP.

Parahnya lagi, hanya sekitar 36% responden yang mengamankan data privasinya dengan kuat. Padahal, ancaman siber belakangan ini terus mengintai. Selain ancaman dari hacker, user kadang terlena merasa sudah aman saat menghapus data pribadinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya saat HP akan dijual atau diberikan pada pihak lain, user biasanya melakukan factory reset. Langkah ini ternyata bukan berarti HP sudah tidak dapat diambil data pribadi di dalamnya.

"Memang betul, walau sudah di factory reset, ada kemungkinan menggunakan aplikasi recovery data, data-data lama pada smartphone yang sudah di factory reset masih bisa dikembalikan. Ini dimungkinkan karena saat kita menghapus data digital, bukan seperti tulisan pensil yang dihapus hingga tidak terlihat lagi, tetapi seperti di tip-x, untuk bisa ditulis data baru di atasnya," tulis pengamat gadget, Lucky Sebastian.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, untuk lebih yakin, ketika akan di factory reset memang sebaiknya data di enkripsi terlebih dahulu, dimana fitur ini biasanya ada di setting, security, encrypt data. Tetapi kebanyakan smartphone baru sekarang, datanya otomatis sudah dienkripsi by default, sehingga lebih aman. Untuk lebih sulit di-recovery, Lucky menyarankan dua hal ini.

"Pertama, setelah enkripsi data dan factory reset, isi smartphone dengan data dummy atau data palsu, misalnya film-film video, gambar-gambar umum, sampai internal memory hampir penuh, kemudian enkripsi lagi dan factory reset lagi," sarannya.

"Kedua kita bisa menggunakan aplikasi shredder, atau penghancur data, seperti kalau di kantoran mesin yang mencacah kertas-kertas berisi data. Berbagai aplikasi penghapus data permanen atau shredder data ini bisa di-download di Google Play. Setelah dipilih dan diinstall, hapus data-data pribadi kita di smartphone dengan aplikasi ini, kemudian baru di factory reset," pungkas Lucky.

Lebih aman lagi memang sebaiknya jangan menyimpan informasi atau file sensitif di HP. Jika tertimpa kejadian buruk, misalnya HP dicuri atau ada serangan hacker, data yang ada pun tidak terlalu berharga.

Atau jika memang terpaksa menyimpan informasi sensitif, pastikan HP punya keamanan yang berlapis. Misalnya menerapkan PIN, menyimpan data pribadi berharga di ruang atau folder terpisah yang aman, dan selalu mengaktifkan Find My Phone sehingga jika jatuh ke tangan orang tidak bertanggung jawab, bisa dilacak atau langsung dihapus seluruh datanya.




(fyk/fyk)