Prediksi Ancaman Siber Selama 2021, Apa Saja?
Hide Ads

Prediksi Ancaman Siber Selama 2021, Apa Saja?

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 01 Des 2020 21:35 WIB
Virus corona: Seberapa aman aplikasi Zoom yang marak dipakai WFH, tapi kini dilarang Taiwan?
Ilustrasi WFH. Foto: BBC Magazine
Jakarta -

Perusahaan keamanan siber Palo Alto mengungkap prediksi soal ancaman siber yang bakal meningkat selama 2021 mendatang. Apa saja?

Menurut VP& Regional Chief Security Officer Asia Pacific dan Jepang Palo Alto Network Sean Duca, tahun 2020 ini merupakan ujian besar untuk ketahanan digital karena pandemi COVID-19.

Ujian ini masih akan berlanjut sampai beberapa tahun ke depan, dan dampaknya masih akan dirasakan oleh banyak orang. Hal ini diutarakan Duca dalam konferensi pers virtual yang diadakan pada Selasa (1/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi, apa saja sih prediksi ancaman siber yang bakal terjadi untuk 2021 mendatang?

1. Tersebarnya data pribadi karena traveling alias jalan-jalan

Apa hubungannya traveling dengan tersebarnya data pribadi? Dalam kondisi normal, mungkin memang tak ada hubungannya. Namun dalam kondisi pandemi seperti ini, banyak negara yang mewajibkan contact tracing untuk para wisatawan.

ADVERTISEMENT

"Negara tertentu akan meminta contact tracing. Artinya banyak data yang harus dibagikan wisatawan ketika mereka memutuskan untuk traveling. Misalnya nama, alamat pribadi, lokasi, riwayat kontak. Ini semua adalah data pribadi," ujar Duca.

Hal ini tak akan menjadi masalah untuk negara yang sudah punya undang-undang perlindungan data pribadi (PDP). Namun untuk negara seperti Indonesia, yang saat ini masih menunggu UU PDP, hal ini akan jadi masalah tersendiri.

"Perusahaan perlu mengumpulkan data dengan cara yang aman dan memastikan adanya proteksi terhadap data yang dikumpulkan," tambahnya.

2. 5G

Sudah banyak negara yang mulai menggelar jaringan 5G, namun perusahaan perlu berhati-hati dalam menggelar jaringan generasi ke-5 ini. Utamanya dalam hal keamanan siber, yaitu jangan sampai masalah keamanan siber yang ada di 3G dan 4G ikut terbawa ke 5G.

Ditambah lagi, akan semakin banyak yang terhubung lewat jaringan 5G, maka perusahaan perlu memasang lapisan keamanan yang lebih banyak.

"5G bukannya tidak aman. Dari segi kecepatan, 5G lebih baik dari 4G. Namun konektivitas dengan banyak perangkat menjadi pertanyaan tersendiri. Bagaimana keamanannya?" ujar Duca.

Halaman selanjutnya: WFH aman dan cloud...

3. WFH secara cerdas dan aman

Pandemi COVID-19 membuat banyak perusahaan menerapkan work from home atau bekerja dari rumah. Namun kini, delapan bulan sejak awal pandemi, perusahaan bakal semakin memikirkan cara aman agar pegawainya tetap bisa bekerja dari rumah.

Salah satunya dengan mengadopsi solusi berbasis cloud, yang bisa menggantikan perangkat mahal dengan desktop tervisualisasi. Dengan begitu, pegawai dapa menggunakan perangkat yang lebih sederhana, namun tetap bisa aman dan dan bisa mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk bekerja.

Menerapkan kebijakan bring your own computer (BYOC) dengan lebih luas. Soal keamanan, bisa menggunakan solusi secure access service edge (SASE), yang menjadi norma keamanan siber baru berkat fleksibilitas, kesederhanaan dan visibilitasnya.

Menurut Director & Systems Engineering Palo Alto Network Indonesia Yudi Arijanto, solusi SASE sendiri saat ini sudah banyak dipakai perusahaan untuk mengamankan direktur dan eksekutif level C mereka.

4. Meningkatkan keamanan cloud

Terjadinya perpindahan ke cloud secara besar-besaran, bukan lagi ditujukan sekadar untuk mendukung tugas-tugas mendasar, seperti email. Makin banyak kegiatan yang divirtualisasikan pada tahun 2021. Hal ini mendorong perusahaan untuk meninjau kembali sistem keamanan di lingkungan cloud yang tengah mereka gunakan.

Meskipun kontrol keamanan jaringan tetap menjadi komponen penting dalam mendukung keamanan cloud, namun perusahaan perlu memperkuatnya dengan lapis tambahan, terutama di lingkup pengelolaan identitas dan manajemen akses (IAM) seiring meningkatnya skalabilitas pada penggunaan cloud di perusahaan.

Tahun ini, para peneliti Palo Alto Networks Unit 42 mengamati bahwa satu kesalahan konfigurasi IAM dapat memungkinkan penyerang menyusup hingga ke seluruh lingkungan cloud dan menembus hampir ke semua kontrol keamanan.

Tim keamanan perlu bekerja lebih cepat dan mampu beradaptasi dengan kecepatan yang dihadirkan oleh cloud. Namun, apabila mereka lambat mengantisipasi hal ini di 2021, jumlah kerentanan yang muncul dikhawatirkan akan jauh lebih banyak dari apa yang mereka perkirakan.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Suara Desahan Muncul di Diskusi Virtual Ancaman Siber"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/fay)