Perusahaan Indonesia memiliki advokasi yang kuat untuk transparansi dengan 92% mendukung pelaporan pelanggaran wajib.Sebagian besar perusahaan (83%) juga melakukan pemeriksaan terhadap komputer-komputer setidaknya sekali dalam sebulan untuk memastikan peranti lunak pada komputer-komputer tersebut masih up to date.
Faktor manusia masih menjadi faktor krusial dalam keamanan siber
Meskipun investasi awal meningkat, hanya 52% dari perusahaan-perusahaan Indonesia yang disurvei yakin dan percaya diri dengan langkah-langkah keamanan mereka. Walaupun perusahaan telah menunjukkan komitmen terhadap keamanan siber serta meningkatkan anggaran untuk investasinya, namun kurangnya kepercayaan dapat menandakan masih adanya permasalahan lain yang harus mendapatkan perhatian dari organisasi: faktor manusia atau Sumber Data Manusia (SDM).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua dari tiga tantangan utama keamanan siber besar kesemuanya berkaitan dengan "faktor manusia/orang", yaitu kesadaran karyawan (54%) dan pemahaman dari manajemen (40%).
"Perusahaan-perusahaan Indonesia tengah dihadapkan pada jenis-jenis serangan siber baru sepanjang tahun. Meskipun mereka sadar akan arti pentingnya penerapan higiene di lingkungan siber dasar, namun edukasi tentang keamanan siber saja belumlah mencukupi," pungkas Surung.
"Perangkat-perangkat untuk keamanan siber yang mendayagunakan otomatisasi dan machine learning telah menjadi instrumen untuk melakukan tindakan preventif serta mempercepat respons terhadap ancaman-ancaman siber, baik yang known maupun unknown, yang dihadapi bisnis setiap harinya. Hal ini sangat penting terutama bagi Indonesia, rumah bagi populasi terbesar pengguna internet di dunia, dengan lanskap e-commerce dan pembayaran digital yang berkembang pesat," tutupnya.