Perangkat mobile kata Kaspersky, adalah salah satu sasaran utama ancaman global yang diprediksi terjadi pada tahun 2019.
"Mobile device seperti smartphone itu terus berkembang. Penggunanya semakin banyak, harganya makin murah. Apalagi, tren aktivitas semua ke online. Bahkan, sekarang untuk telepon saja pakai data," ujar Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Lab Indonesia di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dony melanjutkan, mulai dari soal parkir sampai hal yang berhubungan dengan finansial sudah bisa online alias bisa dikerjakan dengan memanfaatkan ponsel pintar.
"Jadi, sekarang online mindset-nya," ucap dia.
Sayang, canggihnya smartphone tak diiringi dengan kesadaran penggunanya. Hal itu yang jadi incaran para hacker untuk melakukan aksinya. Tentunya, peretas ini akan melihat target, apakah akan mendapatkan benefit dari mereka.
"Peretas akan lihat berapa banyak market-nya, berapa banyak penggunanya. Ya, buat apa meretas kalau sedikit yang menggunakannya," ucapnya.
Dony pun berkelakar bahwa hacker tidak akan menyerang korban yang perangkat telekomunikasinya masih menggunakan ponsel feature alias jadul yang tidak ada koneksi internet di dalamnya.
"Feature phone sebenarnya lebih aman karena platformnya dia itu ada di hardware. Bahkan, teksnya juga beda dengan ponsel saat ini. SMS lebih sulit di-track (ditelusuri)," ungkapnya.
Kaspersky pun mengimbau bagi empunya smartphone untuk tak sembarang menginstal aplikasi. Sebab, tak semua aplikasi yang ada saat ini terjamin keamanannya.
"Gunakan aplikasi yang kita tahu. Harus tahu aplikasi ini permintaannya apa saja di ponsel kita. Jangan, instal saja dan nggak tahu akses apa saja yang diberikan ke aplikasi," sebut Dony.
Tonton juga video 'Inovasi Baru! Dua Teknologi Penghalang Hacker':
(agt/fyk)