Seperti diketahui, celah pada layanan panggilan video tersebut memungkinkan pengguna mencuri dengar percakapan pengguna lain yang akan dihubungi, bahkan sebelum orang tersebut menerima panggilan.
Dikutip dari Fox News, Rabu (30/1/2019), isu ini menarik perhatian banyak orang penting, mulai dari politisi hingga para CEO perusahaan, sehingga memaksa Apple menutup fungsi Group FaceTime sementara waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur New York Andrew Cuomo ikut bersuara mengenai kekhawatirannya terhadap celah ini, dan meminta warganya menonaktifkan aplikasi ini hingga Apple membenahinya.
"Celah di FaceTime adalah pelanggaran privasi berat yang menempatkan warganya dalam risiko," kata Gubernur Cuomo.
"Di New York, kami menganggap serius hak konsumen dan saya sangat khawatir atas keberadaan celah yang bisa dieksploitasi untuk tujuan tidak benar," sambungnya.
CEO Twitter Jack Dorsey pun turut memberikan komentar. Dia pun menyarankan para pengguna FaceTime agar tidak menggunakan FaceTime untuk sementara waktu.
Ironisnya, insiden ini terjadi di hari peringatan keamanan data privasi, Data Privacy Day. Sang CEO Tim Cook bahkan memposting tweet mengenai privasi untuk memperingati Data Privacy Day.
[Gambas:Twitter]
Saat ini, halaman Apple System Status menandai FaceTime dengan warna kuning, yang berarti layanan tersebut sedang mengalami masalah atau tidak bisa digunakan.
"Kami sangat peduli dengan isu ini dan mengidentifikasi penambal celah yang akan segera dirilis di pekan ini," demikian pernyataan Apple.