Dalam siaran pers di situsnya, Marriott mengatakan mereka pertama kali diberitahu bahwa pada 8 September lalu ada pihak yang tidak berwenang telah mengakses basis data reservasi tamu di jaringan Starwood.
Adapun hotel di jaringan Starwood meliputi W Hotels, St. Regis, Sheraton Hotels & Resorts, Westin Hotels & Resorts, Hotel Element, Aloft Hotels, the Luxyry Collection, Tribute Portfolio, Le Méridien Hotels & Resorts, Four Points by Sheraton, dan Design Hotels.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat menyesalkan insiden ini terjadi. Kami gagal memenuhi apa yang tamu kami harapan dan apa yang kami harapakan dari diri kami sendiri. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung tamu kami dan memetik pelajaran dari kasus ini untuk jadi lebih baik," kata Arne Sorenson, Presiden dan CEO Marriott dalam pernyataan resminya yang dilansir dari laman Vox, Sabtu (1/12/2018).
Saat ini pihak Marriott terus bekerja sama dengan penegak hukum untuk menyelidiki kasus pembobolan tersebut. Mereka pun mengatakan akan mulai mengirim email kepada tamu yang terkena dampak sejak 30 November. Pihak Marriott akan menawarkan korban akses gratis ke layanan memonitor informasi pribadi mereka.
Saksikan juga video ' Inovasi Baru! Dua Teknologi Penghalang Hacker ':