Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Pengobatan Baru Bantu 64% Pasien dengan Kanker yang Sulit Disembuhkan

Pengobatan Baru Bantu 64% Pasien dengan Kanker yang Sulit Disembuhkan


Aisyah Kamaliah - detikInet

Leukemia diagnosis. Stamp, stethoscope, syringe, blood test and pills on the clipboard with medical report. 3d illustration
Leukemia. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta -

Pasien dengan kanker yang sulit untuk disembuhkan menemukan harapan baru dengan adanya pengobatan mutakhir. Menggunakan terapi gen yang disebut BE-CAR7, pengobatan ini telah diuji pada anak-anak dan orang dewasa dengan tipe kanker leukemia yang agresif.

Pasien pertama yang menggunakan terapi ini adalah Alyssa Tapley, saat ini berusia 16 tahun, asal Leicester, Inggris. Dia didiagnosis dengan T-cell acute lymphoblastic leukemia pada Mei 2021.

Melansir IFLScience, kankernya tidak merespons pengobatan standar kemoterapi dan Transplantasi sumsum tulang, yang sebenarnya dibilang cocok untuk sekitar 20% anak-anak dengan diagnosis ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Saya memilih untuk berpartisipasi dalam penelitian ini karena saya merasa bahwa, meskipun tidak berhasil untuk saya, ini dapat membantu orang lain," kata Tapley dalam sebuah pernyataan.

Pengobatan BE-CAR7 adalah proses multi-tahap yang dikembangkan oleh para peneliti di Great Ormond Street Hospital (GOSH) dan University College London.

Sel darah putih donor yang sehat pertama-tama dimodifikasi agar menjadi 'universal' dengan menghilangkan reseptor permukaan dan dinetralkan dengan menghilangkan penanda imun yang disebut CD7. Ini mencegah sistem kekebalan penerima untuk menghancurkan sel-sel baru tersebut.

Protein permukaan lain yang disebut CD52 kemudian dihilangkan. Ini menyembunyikan sel-sel donor dari obat-obatan penekan kekebalan yang kuat yang diberikan kepada pasien.

Terakhir, urutan DNA baru ditambahkan ke sel melalui virus yang dimodifikasi, yang memungkinkan sel untuk menghasilkan reseptor antigen chimeric (CAR). Ini adalah senjata rahasia yang memungkinkan sel-sel donor untuk menargetkan sel-sel T kanker di dalam tubuh pasien. Perawatan sel CAR-T sangat menjanjikan untuk kanker darah.

Sel-sel yang telah direkayasa dengan sempurna ini kemudian diberikan kepada pasien, di mana diharapkan sel-sel tersebut akan menyerang sel-sel kanker dan menghancurkannya. Jangka waktu idealnya adalah empat minggu, setelah itu pasien dapat menerima transplantasi sumsum tulang untuk membangun kembali sistem kekebalan tubuhnya sendiri.

Dalam kasus Tapley, hal itu berhasil. Ia pertama kali berbagi kisahnya pada tahun 2022. Sejak itu, kankernya tidak terdeteksi dan ia dapat kembali menikmati hidup.

"Saya telah berlayar, menghabiskan waktu jauh dari rumah untuk mengikuti program Duke of Edinburgh Award, tetapi bahkan hanya pergi ke sekolah adalah sesuatu yang saya impikan ketika saya sakit. Saya tidak menganggap enteng apa pun. Selanjutnya dalam daftar saya adalah belajar mengemudi, tetapi tujuan utama saya adalah menjadi ilmuwan peneliti dan menjadi bagian dari penemuan besar berikutnya yang dapat membantu orang-orang seperti saya," ungkapnya.

Alyssa dan ayahnya, James.Foto: Dok. Alyssa

"Melihat Alyssa semakin kuat sungguh luar biasa dan merupakan bukti ketekunannya dan dedikasi dari sejumlah besar orang di GOSH," tambah peneliti dan konsultan transplantasi sumsum tulang Dr Rob Chiesa.

Kini, dalam makalah dan presentasi baru pada '67th American Society of Hematology Annual Meeting', tim tersebut melaporkan hasil uji coba fase 1 BE-CAR7 pada delapan anak dan dua orang dewasa. Hasilnya sekali lagi menjanjikan: 82% pasien mencapai 'remisi yang sangat dalam' dan dapat melanjutkan ke transplantasi sumsum tulang. Bahkan, 64% dari mereka telah bebas penyakit, beberapa di antaranya selama tiga tahun hingga saat ini.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua pasien yang awalnya direkrut ke dalam uji coba tersebut berhasil sembuh dari pengobatan. Ada efek samping dan dibutuhkan waktu lama bagi sistem kekebalan tubuh seseorang untuk pulih setelah transplantasi sumsum tulang, di mana perawatan yang sangat hati-hati harus dilakukan untuk menghindari infeksi.

"Ini adalah perawatan yang intens dan sulit - pasien dan keluarga telah bermurah hati dalam mengakui pentingnya belajar sebanyak mungkin dari setiap pengalaman," ucap peneliti utama Profesor Waseem Qasim.

Kendati demikian, tetap, untuk kanker yang langka dan agresif ini, tim tersebut mengatakan bahwa pengobatan ini menawarkan harapan di mana sebelumnya tidak ada harapan sama sekali.




(ask/ask)