Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Mitigasi Bencana, BMKG Kenalkan Sistem Peringatan Dini Ramah Anggaran

Mitigasi Bencana, BMKG Kenalkan Sistem Peringatan Dini Ramah Anggaran


Rachmatunnisa - detikInet

BMKG
Foto: BMKG
Jakarta -

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar memperkenalkan prototipe alat peringatan dini bencana yang dikembangkan secara mandiri dengan biaya terjangkau. Perangkat ini dirancang untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di wilayah rawan banjir dan hidrometeorologi, khususnya di Sulawesi Selatan.

Inovasi ini merupakan tindak lanjut arahan Kepala Balai kepada Muhammad Syamsudin dari tim Infrastruktur MKG BBMKG Wilayah IV. Prototipe tersebut bertujuan menyediakan solusi praktis yang bisa ditempatkan di daerah terdampak maupun kawasan berpotensi bencana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syamsudin menjelaskan bahwa alat yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan stasiun pemantauan cuaca otomatis (Automatic Weather Station/AWS) yang kokoh dan mandiri. Perangkat ini mampu mengukur parameter cuaca penting.

"Sistem yang kami kembangkan selama beberapa tahun terakhir ini merupakan stasiun pemantauan cuaca otomatis (Automatic Weather Station) yang tangguh dan mandiri. Sistem ini mampu mengukur parameter cuaca utama, yang terdiri dari Suhu, Kelembaban, Tekanan Udara, Arah Angin, Kecepatan Angin, Curah Hujan, dan Radiasi Matahari," Kata Syamsudin seperti dikutip dari situs BMKG, Selasa (9/12/2025).

ADVERTISEMENT
BMKGFoto: BMKG

Ia menjelaskan, sistem ini juga dilengkapi fitur diagnostik internal, mulai dari pemantauan kondisi baterai, tegangan panel surya, konsumsi arus, suhu prosesor, RAM, hingga kapasitas penyimpanan, untuk memastikan operasionalnya tetap stabil dan memungkinkan deteksi dini gangguan secara real-time.

"Alat ini dilengkapi dengan sistem komunikasi yang dapat mengirim data ke server, kemudian interkoneksi dilakukan menggunakan VPN, sehingga walaupun alat ini berada di luar daerah atau di daerah yang sangat jauh, kami tetap memiliki kontrol yang sangat baik untuk alat ini. Jadi kami bisa melakukan remote dari kantor menuju ke site tanpa harus mengunjungi site tersebut," jelas Syamsudin.

BMKGFoto: BMKG

Keunggulan lain dari prototipe ini adalah proses pembuatannya yang 100% dilakukan secara mandiri. Tim menggunakan printer 3D untuk merakit struktur perangkat dan merancang sendiri komponen elektronik berbasis ADC yang dapat terhubung dengan beragam sensor. Pendekatan ini membuat biaya produksi jauh lebih hemat tetapi tetap memenuhi standar peralatan BMKG.

Menariknya, sistem berbasis VPN pada alat ini sudah digunakan bahkan sebelum perangkat BMKG resmi beralih ke teknologi tersebut, menjadikannya pionir untuk pengembangan AWS dan Automatic Rain Gauge yang dapat dikendalikan jarak jauh.

Dengan kemampuan remote monitoring, tim teknis BMKG dapat melakukan pengecekan sensor dan penanganan awal gangguan dari kantor, sangat penting terutama di daerah terpencil atau berisiko tinggi bencana hidrometeorologi. Stabilitas kontrol jarak jauh memastikan kualitas data observasi tetap terjaga untuk mendukung keakuratan peringatan dini.

Inovasi ini menjadi langkah maju dalam modernisasi peralatan operasional BMKG, sekaligus kebanggaan bagi BBMKG Makassar sebagai karya asli para pegawai BMKG. Ke depan, prototipe ini diharapkan dapat diimplementasikan lebih luas di daerah rawan bencana di seluruh Indonesia, memperkuat jaringan pemantauan cuaca nasional dan meningkatkan mitigasi bencana di tingkat lokal.




(rns/rns)