Terungkap! Sains Pecahkan Misteri Kematian Massal Tentara Napoleon
Hide Ads

Terungkap! Sains Pecahkan Misteri Kematian Massal Tentara Napoleon

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 27 Okt 2025 20:30 WIB
Napoleon Bonaparte (1769-1821) on engraving from 1845. Emperor of France. One of the most brilliant individuals in history, a masterful soldier, an unequalled grand tactician and a superb administrator. Engraved by D.J.Pound and published by the London printing and publishing company.
Napoleon Bonaparte. Foto: Getty Images/iStockphoto/GeorgiosArt
Jakarta -

Studi terbaru mengungkap alasan di balik kematian massal pasukan Napoleon. Setidaknya setengah dari 600.000 pasukan meninggal dunia setelah ditarik mundur dari Rusia pada 1812.

Sepulang dari Rusia, pasukan Napoleon dihadang masalah mulai musim dingin yang ekstrem, kelaparan, dan penyakit. Sebuah studi baru kini berhasil mengidentifikasi patogen mana yang turut menghancurkan pasukan tersebut.

"Sangat menarik menggunakan teknologi yang kita miliki saat ini untuk mendeteksi dan mendiagnosis sesuatu yang terkubur selama 200 tahun," kata peneliti metagenomik NicolΓ‘s Rascovan dari Institut Pasteur di Prancis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para dokter pada saat itu mendokumentasikan tifus, dengan gejala-gejala yang meliputi demam, sakit kepala, dan ruam. Namun, para peneliti tidak menemukan jejak bakteri Rickettsia prowazekii, yang mungkin bertanggung jawab atas penyakit tersebut.

ADVERTISEMENT

Setelah mengekstraksi dan menganalisis DNA purba dari gigi 13 tentara, mereka justru menemukan bukti bahwa para prajurit tersebut menderita kombinasi paratifoid yang disebabkan oleh strain Salmonella enterica. Sementara itu, demam kambuhan mereka disebabkan oleh bakteri bernama Borrelia recurrentis, yang ditularkan oleh kutu badan.

"Meskipun belum tentu fatal, demam kambuhan yang ditularkan kutu dapat secara signifikan melemahkan individu yang sudah kelelahan," jelas tim peneliti dalam makalah mereka.

Ilmuwan memperingatkan bahwa meskipun analisis mereka tidak mendeteksi tifus, bukan berarti tifus tidak berkontribusi pada kepergian banyak tentara. Sebab, mereka hanya mengambil sampel dari 13 orang. Lebih dari 3.000 jenazah ditemukan di kuburan massal yang ditemukan di Vilnius, Lituania, pada tahun 2001.

Lebih lanjut, peneliti lain telah menunjukkan beberapa penyakit yang sesuai dengan catatan sejarah gejala, termasuk tifus.

Banyak pria dimakamkan dengan seragam mereka dan juga dengan kuda. Ketiadaan senjata menunjukkan bahwa orang-orang ini tidak tewas dalam pertempuran, Barbieri dan timnya menjelaskan.

"Analisis sampel yang lebih banyak akan diperlukan untuk memahami sepenuhnya spektrum penyakit epidemi yang berdampak pada tentara Napoleon selama mundurnya Rusia," tulis mereka.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa skenario yang masuk akal untuk kematian para prajurit ini adalah kombinasi kelelahan, kedinginan, dan beberapa penyakit, termasuk demam paratifoid dan demam kambuhan yang ditularkan kutu.

Temuan ini dilaporkan dalam Current Biology. Demikian melansir Science Alert.




(ask/ask)
Berita Terkait