Arkeolog Temukan Struktur Misterius di 'Gerbang Neraka'

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 25 Sep 2025 14:12 WIB
Foto: NASA
Jakarta -

Harrat Khaybar, sebuah tempat aneh di Arab Saudi, punya julukan Gerbang Neraka karena suatu alasan. Padang vulkanik tersebut merupakan salah satu yang terbesar di Arab Saudi. Terdapat bekas-bekas cadas dan bentuk struktur spektakuler yang menceritakan masa lalunya sebagai pusat aktivitas gunung berapi.

Membentang sekitar 14.000 km persegi melintasi lanskap gurun, di sebelah timur laut kota Madinah, bekas luka dramatis ini terbentuk oleh letusan yang terjadi selama lima juta tahun, dengan kejadian terakhir tercatat antara tahun 600 dan 700 M, menurut NASA.

Meskipun pernah menjadi salah satu tempat paling tidak ramah di planet ini, para arkeolog telah menemukan bukti bahwa manusia pernah menetap di sini, di tengah aliran lava.

"Formasi batu melingkar yang misterius, mengingatkan pada yang ditemukan di Eropa, tersebar di seluruh negeri gersang ini di puncak bukit dan lembah yang jauh dari pemukiman manusia," demikian seperti dikutip dari Sydney Morning Herald yang pertama kali melaporkannya pada 1977.

Akan tetapi, baru dengan perkembangan citra satelit terkini, formasi-formasi ini dapat diidentifikasi sebagai sisa-sisa komunitas Neolitikum. Para ahli kini menganggap kawasan Khaybar unik karena keragaman strukturnya dan kelestariannya yang luar biasa akibat iklim lokal yang kering.

Bahkan, pada 2018, European Geosciences Union (EGU) memujinya sebagai bentang alam prasejarah lengkap yang membeku dalam waktu. Struktur-struktur tersebut, yang jumlahnya sekitar 400 dan berusia hingga 9.000 tahun, terdiri dari batu-batu vulkanik, yang digunakan untuk membangun desa-desa, pagar-pagar, dan struktur-struktur yang lebih misterius seperti yang dikenal sebagai 'layang-layang' dan 'gerbang', catat EGU.

Apa yang disebut 'layang-layang gurun' sebagian besar dipahami sebagai pagar batu yang mungkin digunakan sebagai perangkap binatang. Namun, menurut EGU, mungkin saja perangkap berburu ini tidak dirancang untuk menangkap dan membunuh hewan, melainkan bisa jadi merupakan upaya pertama domestikasi hewan.

Sementara itu, beberapa 'gerbang', dinamai demikian karena menyerupai gerbang lapangan dari atas, sebenarnya terletak di sisi kubah vulkanik yang pernah memuntahkan lava basaltik, demikian temuan para peneliti.

Gerbang-gerbang tersebut dibangun dari batu, dindingnya dibuat kasar dan rendah, serta tampaknya merupakan struktur buatan manusia tertua di lanskap tersebut," tulis David Kennedy, profesor di University of Western Australia, dalam sebuah makalah di 2017,

Namun, ia mengakui tidak ada penjabaran yang jelas mengenai tujuan mereka. "Gerbang-gerbang itu hampir selalu ditemukan di padang lava yang suram dan tak berpenghuni, dengan air atau vegetasi yang sedikit, tempat-tempat yang tampaknya paling tidak ramah bagi spesies kita," tulisnya.

Mereka tidak tampak seperti bangunan tempat tinggal manusia, juga tidak tampak seperti perangkap binatang atau tempat pembuangan mayat," tambahnya dalam wawancara dengan New York Time .

"Masih menjadi misteri apa tujuan mereka," imbuhnya.

Meski demikian, kolega Kennedy, Dr Hugh Thomas, seorang Dosen Arkeologi di University of Sydney, setidaknya memberikan sedikit pencerahan tentang bagaimana populasi dapat hidup di lingkungan yang tidak stabil seperti itu.

"Kenyataannya adalah bahwa pada periode Neolitikum, area-area ini jauh lebih hijau, dan pasti ada populasi manusia dan kawanan hewan yang sangat besar yang berpindah-pindah melintasi lanskap ini," ujarnya.

Thomas, Kennedy, dan peneliti lainnya menghabiskan waktu bertahun-tahun mencari gerbang dan mendokumentasikan keberadaan mereka berkat Google Earth.

"Kami ingin sekali terbang ke Arab Saudi untuk mengambil gambar. Tapi kami tidak pernah mendapat izin," ujar Kennedy.

Karena alasan itulah mereka sangat bergantung pada program satelit mesin pencari. "Kami cenderung menganggap Arab Saudi sebagai gurun pasir, tetapi dalam praktiknya, terdapat harta karun arkeologi yang sangat besar di luar sana yang perlu diidentifikasi dan dipetakan," sebutnya.

"Anda tidak dapat melihatnya dengan jelas dari permukaan tanah, tetapi begitu Anda naik beberapa ratus kaki, atau dengan satelit yang lebih tinggi lagi, mereka terlihat sangat indah," tutupnya.



Simak Video "Video POV: Lihat Langsung Koleksi Artefak Bersejarah di BRIN"

(rns/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork